Sebanyak 70% perusahaan menyatakan perubahan iklim mengganggu sistem pasokan dan merugikan bisnis perusahaan.
Risiko ini diperparah oleh besarnya perbedaan perilaku ramah lingkungan dan berkelanjutan antara perusahaan multinasional dan pemasok mereka.
Hal ini terungkap dari penelitian terbaru Carbon Disclosure Project (CDP) dan Accenture yang dirilis Selasa (22/1). Penelitian berjudul “Reducing risk and driving business value” ini meneliti 2.415 perusahaan, termasuk 2.363 pemasok dan 52 perusahaan dagang (purchasing companies) besar dunia.
Dell, L’Oreal dan Walmart adalah tiga perusahaan besar yang masuk dalam kelompok yang memiliki kekuatan finansial hingga US$1 triliun ini. Menurut CDP, penelitian ini adalah penelitian paling komprehensif mengenai dampak perubahan iklim terhadap sistem pasokan perusahaan.
CDP menyatakan, perubahan iklim membawa risiko jangka pendek bagi perusahaan. Sebanyak 51% dari risiko tersebut adalah ancaman kekeringan dan hujan ekstrem yang akan terjadi dalam 5 tahun ke depan. Selama ini, dua risiko tersebut yang telah berdampak besar pada operasi perusahaan.
Menurut CDP, dampak merusak dari perubahan iklim ini belum banyak memicu aksi perusahaan guna turut mengatasi krisis iklim. Mereka lebih banyak menggunakan faktor perubahan iklim sebagai pertimbangan untuk berinvestasi dibanding mengatasinya.
Dari 678 perusahaan yang memiliki inisiatif mengurangi emisi, sebanyak 73% menyatakan aksi mereka dilandasi oleh risiko perubahan iklim yang dihadapi operasional perusahaan. Hanya 13% yang melakukan aksi perubahan iklim untuk mematuhi regulasi. Yang menarik, menurut penelitian ini, konsumen juga turut berperan dalam mendorong perusahaan melakukan aksi perubahan iklim.
Namun penelitian ini juga menemukan jurang yang dalam antara perusahaan dan pemasok mereka dalam aksi perubahan iklim. Perusahaan pemasok kurang siap dalam merespon risiko perubahan iklim.
Tekad pemasok dalam melakukan mitigasi risiko perubahan iklim juga lebih rendah. Hanya 38% dari pemasok memiliki target pengurangan emisi, sementara jumlah perusahaan yang memiliki target yang sama mencapai 92%. Dan hanya 27% pemasok yang berinvestasi dalam aksi pengurangan emisi – kurang dari separuh perusahaan anggota CDP (69%).
Dari data tersebut, tidak mengherankan jika perusahaan lebih banyak mereguk keuntungan dari praktik hijau mereka. Sebanyak 73% dari perusahaan menyatakan menikmati penghematan biaya dari aksi penghematan energi. Sementara hanya 29% dari pemasok yang menyatakan menikmati hal yang sama.
Redaksi Hijauku.com
hi… Sobat n sobit sejawat n sejagat , rekan seiman n sesama insan !!! Kepedulian kita pada lingkungan itu perlu, harus, mesti, wajib. Walau lingkungan itu sendiri belum tentu pedulikan kita, ya nggak sob?…
By: http://www.zulheldycariuangfacebook.blogspot.com
Untuk redaksi hijauku.com, saya mau tanya nih, salah satu pemicu perubahan iklim kan adanya peningkatan kadar CO2, jadi bumi semakin panas, yang saya tanyakan kalau kadar CO2 meningkat, apakah O2/oksigen berkurang?, tolong jawab dengan benar dan disertakan juga sumber informasi-nya/ link websitenya untuk menguatkan argumen/opini dari redaksi hijauku.com. Saya juga ikut pengurangi pemanasan global dengan menanam pohon sebanyak 6 pohon di sekitar rumah saya dan saya menghemat pemakaian listrik. Hijaulah Indonesiaku.
Halo rekan Agus di bumi ada satu proses yang dinamakan fotosintesis yang biasanya terjadi pada tanaman di darat maupun di laut yang. Hasil akhir dari proses fotosintesis ini adalah O2 atau oksigen dengan sebelumnya mengolah atau menyerap CO2 di udara.
Yang terjadi saat ini, pencemaran lingkungan telah membuat sistem penyerapan karbon alami terganggu. Manusia merusak hutan, mencemari lautan yang berfungsi untuk menyerap karbon. Hutan menyerap karbon melalui tanaman, lautan melalui plankton dan ekosistem di dalamnya.
Selain merusak sistem penyerapan karbon alami, manusia juga mencemari lingkungan, membuang CO2 dalam jumlah besar salah satunya dengan pembakaran bahan bahan fosil.
Kandungan oksigen di bumi belum berkurang namun semakin tercemari oleh polusi, salah satunya CO2. Konsentrasi CO2 di atmosfer semakin tinggi. Dari batas aman 350PPM saat ini konsentrasi CO2 sudah mencapai 392 PPM.
Tingginya konsentrasi emisi CO2 (salah satu jenis gas rumah kaca) yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global. Semoga membantu.
Silahkan manfaatkan fasilitas pencarian di kanan atas untuk membaca hasil-hasil risetnya.
Salam
Redaksi
Kata redaksi hijauku.com kandungan oksigen di bumi belum berkurang, namun semakin tercemari oleh polusi, salah satunya CO2, kok sangat tidak masuk akal ya?, oksigen yang tercemar CO2 masih dapat disebut oksigen?, aneh sekali penjelasan redaksi hijauku.com, padahal sudah jelas sekali bahwa kadar CO2 setiap tahun selalu meningkat. Kemudian saya sudah cari-cari berita di web ini mengenai pertanyaan saya juga belum ketemu, redaksi hijauku.com bisa menunjukkan artikelnya yang saya tanyakan?
Tolong redaksi hijauku.com jelaskan dengan baik dan benar kepada kami-kami ini yang sudah berusaha menghijaukan bumi ini, salam 🙂
Halo rekan Agus Putra, sepertinya Anda yang kurang teliti mencari 😀
Data-data mengenai meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer bumi banyak bisa ditemukan di situs ini. O2 apabila sudah tercemari oleh karbon (mengikat carbon) akan menjadi CO2, saya kira ini jelas.
Pencemaran oleh karbon ini (salah satunya dari pembakaran bahan bakar fosil) tidak serta merta akan mengurangi jumlah O2 atau oksigen di bumi.
Hingga sekarang belum ada penelitian yang valid yang menyebutkan penurunan konsentrasi O2 ini. Sementara data-data kenaikan konsentrasi C02 jelas tersedia.
Jika Anda ada data penurunan konsentrasi O2 silahkan berbagi dengan kami, kami akan bantu sosialisasikan. Saya persilahkan jika ada hal lain yang masih kurang jelas 😀