Anak-anak yang memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan sehat memiliki tingkat obesitas yang lebih rendah.

Hal ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan tim dari Columbia University Mailman School of Public Health yang diterbitkan Selasa lalu (8/1).

Mereka meneliti keberhasilan program nutrisi untuk wanita, bayi dan anak-anak di negara bagian New York, Amerika Serikat. Dari penelitian ini terungkap, dua tahun sejak program nutrisi ini diluncurkan pada 2009, terjadi perubahan positif pada penurunan berat badan dan peningkatan kesehatan masyarakat. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Obesity.

Pada 2009, Amerika Serikat menggelar kampanye nasional guna memromosikan perubahan menu makanan bagi wanita, bayi dan anak-anak di seluruh (50) negara bagian. Program ini berhasil melibatkan hampir separuh bayi yang lahir di negeri Paman Sam tersebut.

New York adalah negara bagian pertama yang memberikan kupon (voucher) makanan sehat bagi masyarakatnya. Mereka menambahkan sayuran, buah-buahan, biji-biji serealia utuh (whole grain) dan mengganti susu krim dengan susu rendah lemak serta mengurangi jus buah.

Program ini juga memromosikan gaya hidup yang lebih sehat dengan kegiatan utama memromosikan aksi mengurangi waktu menonton TV dan meningkatkan aktivitas fisik pada wanita dan anak-anak.

Tim peneliti menganalisis data 3,5 juta penduduk yang mengikuti program ini sebelum dan sesudah mereka menikmati perubahan menu makanan yang dimulai sejak Januari 2009.

Hasilnya menggembirakan. Jumlah anak-anak berusia 1 tahun yang menderita obesitas turun sebesar 6% setelah mengikuti program ini, sementara untuk anak-anak berusia 2-4 tahun turun sebesar 3%.

“Program ini didesain untuk memromosikan pola makan yang lebih sehat bagi anak-anak. Kami gembira atas hasilnya,” ujar Nirav R. Shah, Komisioner Kesehatan di negara bagian New York sebagaimana dikutip dari berita University of Columbia.

Dari program ini juga ditemukan, konsumsi susu rendah lemak naik 4,5% pada anak-anak usia 2-4 tahun. Konsumsi harian buah-buahan, sayuran dan biji-biji serealia utuh terus meningkat pada anak usia 1-4 tahun.

Jumlah anak-anak berusia 2-4 tahun yang menonton TV kurang dari 2 jam naik 2,5%, sementara anak-anak di bawah usia dua tahun yang tidak menonton TV naik 33%. Kabar baik lainnya, jumlah ibu yang menyusui naik 7%, dari 72,2% to 77.5%.

“Dalam dua tahun setelah perubahan menu makanan di negara bagian New York, sekitar 2.300 anak-anak tidak lagi menderita obesitas atau kelebihan berat badan,” ujar Dr Mary Ann Chiasson, yang memimpin penelitian ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan, program makanan sehat mampu mengurangi risiko obesitas dan memberikan dasar bagi peralihan gaya hidup yang lebih sehat.

Redaksi Hijauku.com