Circles of Sustainability - SaintGeorgeIV - WikipediaKurang dari 1% dana investasi di Asia Pasifik digunakan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Menjauhkan diri dari pola pembangunan yang mengeksploitasi sumber daya alam dan mencemari lingkungan adalah kunci peralihan ke ekonomi hijau di Asia Pasifik. Hal ini untuk menciptakan pertumbuhan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Lebih dari separuh penduduk dunia ada di Asia Pasifik, namun wilayah ini hanya memiliki
kurang dari separuh sumber daya alam dunia. Jumlah kekayaan alam termasuk sumber- sumber yang tidak terbarukan, hutan, pertanian dan perikanan – terus mengalami penurunan dari 30-50% di sejumlah negara dalam lima tahun terakhir.

Dalam laporan berjudul “Aligning the Financial Systems in the Asia Pacific Region to
Sustainable Development” yang disusun oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), diperlukan dana sebesar US$2,5 triliun per tahun guna menjembatani peralihan ke pembangunan yang berkelanjutan. Dana ini, menurut UNEP, kurang dari sepertiga dari dana simpanan penduduk wilayah Asia Pasifik yang mencapai US$8,4 triliun pada 2012.

Dana US$2,5 triliun tersebut akan digunakan untuk membangun layanan-layanan dasar dan infrastruktur untuk melindungi lingkungan, meningkatkan efisiensi energi dan mengatasi risiko perubahan iklim.

Menurut Direktur Eksekutif UNEP, Achim Steiner, sebagaimana dikutip dalam berita Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, hanya kurang dari 1% dana yang dikelola di wilayah ini diinvestasikan berdasarkan prinsip-prinsip yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Seperti yang kita lihat, banyak dana yang bisa diinvestasikan guna menciptakan kualitas hidup yang paripurna tanpa merusak sistem-sistem pendukung kehidupan dunia,” ujar Achim Steiner.

Dari sinilah sistem keuangan dan pasar modal berperan untuk mewujudkan investasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi juga menciptakan transportasi ke pola pembangunan yang lebih bersih dan hijau.

Dengan 1,6 miliar penduduk masih berada pada garis kemiskinan dan 800 juta penduduk masih belum memiliki akses listrik, mobilisasi investasi hijau diperlukan guna menciptakan lapangan kerja baru untuk generasi mendatang.

Redaksi Hijauku.com