Tingkat keasaman air laut di Samudra Arktika meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal ini terungkap dari penelitian U.S. Geological Survey (USGS) terbaru yang diterbitkan pada jurnal PLOS ONE. Peningkatan keasaman air laut ini juga akan memicu mencairnya es yang berdampak pada ekosistem di benua Arktika.
Keasaman air laut adalah sebuah proses di mana level pH dari air laut menurun karena samudra terlalu banyak menyerap CO2 dari atmosfer. Saat ini, lautan menyerap sekitar seperempat (25%) emisi gas rumah kaca dunia. Level pH yang lebih rendah membuat air laut semakin asam.
Penelitian yang dilakukan di laboratorium menunjukkan, saat air laut semakin asam, kemampuan hewan dan organisme laut membentuk cangkang dan kerang menurun. Kondisi ini akan mengganggu pertumbuhan berbagai spesies, seperti udang dan terumbu karang, dan fungsi mereka dalam jejaring makanan.
Tim USGS menyimpulkan, saat lapisan es pada musim panas mencapai titik terendah – seperti pada musim panas 2012 – lapisan es pada samudra Arktika juga akan terus berkurang. Penyebabnya adalah peningkatan keasaman air laut di bawah permukaan es yang dipicu oleh penyerapan emisi CO2.
Pemicu lain adalah perburuan sumber daya alam di benua Arktika dan peningkatan polusi dari pembangkit-pembangkit listrik tenaga fosil seperti batu bara. Koalisi Iklim dan Udara bersih telah menyeru perusahaan minyak dan gas untuk mengurangi polusi mereka. Mengubah sistem energi juga bisa menyelamatkan terumbu karang dan ekosistem di sekitarnya.
Berkurangnya lapisan es yang dipicu peningkatan keasaman air laut ini memicu lingkaran setan perubahan iklim dan pemanasan global. Saat lapisan es mencair, radiasi matahari yang dipantulkan ke atmosfer berkurang sehingga bumi semakin panas. Fenomena ini sejalan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa air laut naik lebih cepat dari yang diperkirakan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
Es yang mencair selain menambah volume air laut juga menurunkan level pH dan mengurangi konsentrasi kalsium dan karbonat yang merupakan bahan pembentuk mineral aragonit. Aragonit dan mineral karbonat adalah zat-zat penting pembentuk tulang dan karang. Semakin rendah konsentrasi kalsium dan karbonat, pertumbuhan organisme penting dalam rantai makanan juga akan terganggu.
Penelitian USGS juga menunjukkan peningkatan keasaman permukaan air laut di lokasi-lokasi baru di samudra Arktika, yang sebelumnya tidak tersentuh oleh (polusi) udara. “Sebanyak 20% Basin Canada semakin korosif dalam jangka waktu yang sangat singkat. Saat ini di seluruh dunia, kita juga menyaksikan peningkatan keasaman air laut,” ujar Lisa Robbins, ilmuwan USGS yang memimpin penelitian ini.
Redaksi Hijauku.com
Leave A Comment