Musarokah tak pernah menyangka, pekarangan rumah yang dulu hanya pelengkap keasrian hunian, kini bisa memberi keuntungan tambahan. Sudah tiga tahun ini Musarokah memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai sumber pangan keluarga yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).

Bersama dengan ibu-ibu KWT Melati di Desa Wonogiri, Magelang, Jawa Tengah, Musarokah belajar cara mengoptimalkan memanfaat pekarangan rumah, sehingga bisa dikembangkan sesuai dengan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan atau P2KP.

Kemandirian kelompok ini tak lepas dari usaha Edi Irianto, petugas penyuluh lapangan sekaligus Pendamping P2KP Desa Wonongiri. Kini, warga Desa Wonogiri tak perlu lagi pergi ke pasar untuk membeli keperluan pangan mereka.

Aneka bahan pangan seperti sayur mayur hingga umbi-umbian cukup diambil dari pekarangan. Dengan demikian fluktuasi harga bahan pangan seperti bawang misalnya tidak lagi memengaruhi para ibu.

Bahkan kelebihan hasil produksi juga dilirik pedagang sayur setempat. Hasil pekarangan ini bisa ditukar dengan tahu, tempe, ikan atau bahan makanan lain yang dibawa tukang sayur.

Selain menambah pendapatan dan memenuhi gizi keluarga, budidaya pangan dari pekarangan ini sangat berpengaruh dalam mengurangi jejak karbon, membantu atasi krisis perubahan iklim, dan pemanasan global.

Badan Ketahanan Pangan – Departemen Pertanian