Sudah tiga tahun ini Budi Kuncoro menjadi bagian dari kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan atau P2KP di wilayah Dusun Pakel Jaluk, Desa Piyaman Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Tugasnya tidak mudah. Budi harus menanamkan pola pikir baru, agar para ibu bisa memanfaatkan lahan pekarangan mereka secara optimal sebagai sumber pangan dan gizi. Padahal Gunung Kidul selama ini dikenal sebagai kawasan yang gersang dan tandus.
Dengan bimbingan Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP), kondisi Gunung Kidul yang minim air diakali dengan sistem tadah hujan dan daur ulang air dari limbah warga untuk menjaga tanaman tetap hidup bahkan saat musim kemarau.
Upaya Budi Kuncoro dan BKP berbuah manis.
Tidak hanya tanaman, warga juga memanfaatkan pekarangan sebagai sumber protein dan lemak. Caranya melalui kolam ikan dan ayam ternak yang bertempat di pekarangan rumah.
Selain pemanfaatan pekarangan, warga Gunung Kidul kini mulai menyadari potensi produk pangan lokal sebagai sumber karbohidrat khas Gunung Kidul yakni ubi garut dan singkong. Sejak saat itu Yogyakarta secara resmi mengembangkan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) bersama dengan 13 provinsi lainnya di Indonesia.
Dalam dua tahun terakhir garut dan singkong sebagai pangan lokal sudah menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri, dikembangkan lebih lanjut menjadi bahan pangan berbasis tepung dengan nama tepung Mocaf.
Oleh beberapa kelompok tani, tepung Mocaf diolah kembali menjadi jenis makanan lain seperti tiwul instan, mie kering, dan lain sebagainya.
Badan Ketahanan Pangan – Departemen Pertanian
Leave A Comment