Siaran Pers Shell Indonesia

Survei Ipsos: Indonesia Harus Turunkan Emisi CO2

Jakarta (3/6)- Sebuah survey yang baru-baru ini dilaksanakan oleh Ipsos disponsori oleh Shell Indonesia menunjukkan bahwa 4 dari 5 orang responden Indonesia sangat peduli akan kebutuhan energi di masa yang akan datang, seperti halnya kepedulian atas layanan kesehatan (89%), sistem pendidikan (89%) dan lapangan pekerjaan (85%).

Hampir seluruh responden (98%) mengatakan bahwa emisi karbondioksida (CO2) perlu diturunkan. Survey ini juga mengkaji pandangan orang Indonesia atas masa depan energi. Survey tatap muka diadakan pada bulan Maret sementara survey online diadakan pada minggu Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2013.

Menurut PBB dan Shell Scenarios**, diperkirakan bahwa di tahun 2030 dunia akan memerlukan 40 –50% lebih banyak energi, air, dan makanan untuk memenuhi kebutuhan yang terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya populasi.

Ini dapat menghimpit sumber daya vital, karena energi digunakan untuk memindahkan dan mengolah air; air diperlukan untuk memroduksi energi; sementara energi maupun air diperlukan untuk menghasilkan makanan.

Semua tekanan ini menggarisbawahi hubungan kompleks dan survey ini menunjukkan bahwa banyak orang Indonesia yang telah mengetahui saling tergantungnya makanan-air-energi ini.

Setidaknya 8 dari10 orang Indonesia yang disurvey menganggap tingginya harga energi, makanan, air, dan juga kelangkaan energi juga pengangguran sebagai hal-hal yang paling berdampak pada masa depan Indonesia.

“Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, energi akan dibutuhkan untuk memungkinkan pertumbuhan tersebut,” kata Darwin Silalahi, Presiden Direktur Shell Indonesia. “Dalam mengembangkan sumber daya energi kita harus menjaga keseimbangan antara stabilitas energi dan juga keberlanjutan. Pandangan jauh ke depan sangat penting agar persiapan kita dapat mempersiapkan masa depan energi kolektif kita,” tambahnya.

Survey ini juga menunjukkan bahwa responden Indonesia lebih memilih berbagai sumber daya energi untuk memenuhi kebutuhan energi di masa yang akan datang.

Energi surya merupakan sumber energi masa depan yang paling banyak dipilih (46%), bersaing erat dengan gas alam (43%), sebuah bahan bakar fosil dengan pembakaran lebih bersih dan merupakan sekutu dari energi terbarukan.

Ketika ditanya siapa yang bertanggungjawab untuk menemukan solusi energi, 1 dari 2 responden Indonesia mengatakan bahwa kolaborasi adalah yang terpenting, dimana pemerintah (69%) dianggap memainkan peran terbesar, diikuti oleh publik (65%).

Para responden online juga menganggap pemerintah memainkan peran terpenting (42%), diikuti oleh sektor industri (39%). Darwin Silalahi menambahkan, “Sangat penting bagi kita untuk membangun kemitraan yang akan membantu memenuhi kebutuhan energi dunia yang terus meningkat serta menjaga lingkungan hidup bagi generasi yang akan datang. Industri, pemerintah, mapun masyarakat – bersama, kita dapat menciptakan masa depan energi yang lebih baik yang menggunakan bahan bakar yang lebih bersih serta meningkatkan efisiensi.”

Hasil survei Survei tatap muka

– Sebanyak 4 dari 5 responden mengatakan kebutuhan energi masa depan sebagai hal yang penting. Isu-isu yang terpenting adalah sistem kesehatan (89%), sistem pendidikan (89%), dan pekerjaan (85%).

– 98%* menganggap penurunan emisi CO2 sebagai hal yang penting. – Harga energi yang lebih tinggi (84%); kelangkaan energi (83%), kelangkaan makanan (86%) dan kelangkaan air (85%); serta tingkat pengangguran lebih tinggi dianggap hal-hal yang paling berdampak pada Indonesia di masa yang akan datang.

– Energi surya (46%)^, gas alam (43%)^, energi hidro/air (36%)^ lebih banyak dipilih sebagai sumber energi masa depan.

– 52% meyakini bahwa kolaborasi merupakan faktor terpenting dalam mendapatkan solusi energi amsa depan, diikuti oleh kebijakan pemerintah (22%) dan inovasi (14%).

Survei online

– 9 dari 10# (93%)# menganggap penting energi masa depan.

– Sebanyak 93%* menganggap pengurangan emisi CO2 sebagai hal yang sangat penting.

– Energi surya (43%)^ dan energi hidro/air (29%) lebih banyak dipilih sebagai sumber energi masa depan.

– Mayoritas (98%) bersedia membayar lebih banyak untuk pembangkitan listrik yang dari sumber energi yang lebih bersih.

– 42% berpendapat bahwa pemerintah memainkan peran paling besar dalam menciptakan masa depan enegi yang lebih baik, diikuti oleh sektor Industri (39)%.

Hasil laporan “Future Energy Survey” bisa diunduh di www.shell.co.id

Kontak Media:

Inggita Notosusanto – Communications Manager – PT Shell Indonesia, email: inggita.notosusanto@shell.com

Catatan untuk editor:

Tentang Survei

Shell menugaskan Ipsos untuk mengadakan “Future Energy Survey” di Indonesia untuk mengkaji pandangan responden Indonesia akan masa depan energi. 1017 responden mengikuti survey tatap muka di bulan Maret 2013. Survey yang sama di-posting online dan 2160 orang Indonesia berpartisipasi dalam survey ini yang diadakan pada minggu dimana ada Hari Bumi, yaitu pada tanggal April 22, 2013. Untuk informasi lebih lanjut (dan untuk mengunduh New Lens Scenarios): www.shell.com/scenarios