Sepuluh sekolah menengah bersaing dalam final Eco-League Awards 2012 yang berlangsung kemarin (25/7) di Jakarta. Eco-League Awards 2012 ini adalah ajang untuk memberikan penghargaan pada sekolah yang ramah lingkungan atau green school yang digelar atas kerja sama antara Daejayon, lembaga swadaya masyarakat asal Korea dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kesepuluh sekolah menengah atas yang masuk dalam final Eco-League Awards 2012 adalah SMA Negeri 1 Depok, SMA Negeri 1 Bogor, SMA Negeri 1 Bekasi, SMA Negeri 2 Serang, SMA Negeri 34 Jakarta, SMA Negeri 1 Padang, SMA Negeri 77 Jakarta, SMA Negeri 9 Tangerang Selatan, SMA Negeri 1 Medan dan SMA Negeri 42 Jakarta.
Semua peserta harus memresentasikan aksi hijau di masing-masing sekolah dalam bahasa Inggris di depan 3 juri dari Daejayon. Yang terpilih sebagai sekolah dengan presentasi terbaik adalah: SMA Negeri 34 Jakarta, SMA Negeri 1 Medan dan SMA 77 Jakarta.
Semua sekolah yang masuk dalam final Eco-League Awards 2012 memeroleh sertifikasi sekolah hijau atau green school dari Daejayon.
Kompetisi sekolah hijau adalah salah satu program Daejayon untuk mengajak siswa dan mahasiswa kembali ke alam dan menyelamatkan lingkungan dari dampak perubahan iklim.
Daejayon sudah memiliki 2.163 anggota dari 7 negara. Indonesia adalah negara kedelapan yang masuk dalam jaringan Daejayon. Ke depannya, Daejayon menargetkan menciptakan jaringan 20.000 sekolah dan kampus hijau di seluruh dunia.
Menurut Presiden Daejayon, Kim Yong-Gap, langkah ini adalah bagian dari upaya mengajak semua orang untuk menjadi pemimpin yang mencintai bumi (environmental leaders). “Marilah kita berjuang melawan dampak perubahan iklim dengan tidak hanya memikirkan diri kita sendiri namun juga memikirkan masa depan lingkungan hidup,” ujarnya.
Semua sekolah yang masuk dalam final Eco-League Awards 2012 memiliki program lingkungan yang inovatif dan konsisten. Program-program lingkungan tersebut dimulai dengan upaya menerapkan pelajaran lingkungan dalam kurikulum sekolah, menanam tanaman obat, berkebun hidroponik, menciptakan hutan mini di dalam sekolah, menanam pohon jati, menciptakan biopori, pemurnian air, menerapkan pola 3Rs (Reduce, Reuse, Recycle), hingga upaya menghemat energi dan mengurangi jejak karbon.
Upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar juga mereka lakukan seperti mendirikan bank sampah, melarang penggunaan styrofoam dan plastik di kantin sekolah, serta upaya mengurangi polusi udara dan mengajak siswa menerapkan sistem transportasi aktif (berjalan kaki atau bersepeda) dengan membangun lapangan parkir yang agak jauh dari lingkungan sekolah.
Menurut Jennifer, perwakilan Daejayon di Indonesia, pihaknya akan meneruskan program green school dengan memberikan pengajaran ke sekolah-sekolah dalam 6 bulan ke depan. Jennifer, yang juga guru sekolah menengah hijau di Korea, rencananya akan tinggal dan mengajar nilai-nilai ramah lingkungan di sejumlah sekolah di Jakarta. Semoga langkah ini semakin meningkatkan jumlah dan kualitas sekolah hijau di Indonesia.
Redaksi Hijauku.com
Hikss… Fotoku ga ada.
Cupcup…