Tahun 2012 ditetapkan PBB sebagai tahun energi terbarukan. Ikuti 15 program yang akan membuat lingkungan kerja Anda lebih hijau dan sehat.
Menurut Julie Urlaub, Managing Partner Taiga Company, kuncinya adalah dengan melibatkan semua pihak, membentuk tim-tim hijau yang akan menjadi katalis perubahan.
Berikut 15 wilayah yang bisa memicu kerjasama dan keterlibatan semua pihak di perusahaan untuk beralih ke praktik yang ramah lingkungan.
1. Konsumsi Energi di Kantor – Evaluasi penggunaan energi per meter persegi di perusahaan dan terapkan cara terbaik untuk menguranginya dengan melakukan efisiensi, modifikasi peralatan, mengubah kebiasaan dan gaya hidup karyawan.
2. Transportasi Pegawai – Berikan insentif ke pegawai untuk bersepeda ke kantor, menggunakan transportasi publik atau berbagi tumpangan.
3. Bekerja Jarak Jauh – Kemudahan ini bisa mengurangi kebutuhan transportasi dan ruang kantor sehingga bisa memberikan manfaat bagi karyawan, perusahaan dan lingkungan.
4. Menciptakan Produk Hijau – Terapkan prinsip hijau dalam proses manufaktur, pemilihan bahan baku, konsumsi energi, dan operasional, ketika menciptakan produk baru.
5. Menghemat Air – Kelola air yang masuk ke perusahaan dan lakukan proses daur ulang.
6. Sistem Manajemen – Ciptakan kebijakan resmi sebagai bentuk komitmen perusahaan beralih ke praktik yang ramah alam. Kebijakan ini harus didukung oleh standar, sistem audit dan ukuran-ukuran yang jelas.
7. Memberikan Sumbangsih ke Masyarakat – Jangan hanya berkutat pada kegiatan internal. Lakukan program yang memberikan manfaat langsung ke lingkungan dan komunitas lokal.
8. Kemasan – Upayakan pengurangan kemasan sedini mungkin dan pilih kemasan yang bisa didaur ulang.
9. Mencegah Polusi – Terus awasi dan kurangi potensi polusi dan sampah di perusahaan.
10. Mendaur Ulang dan Mengurangi Sampah – Letakkan tempat sampah di semua lokasi strategis, lakukan pemisahan dan daur ulang.
11. Menghemat Bahan Baku – Pilih bahan baku yang hemat energi dan ramah alam. Terapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).
12. Hindari Mencetak Dokumen – Kertas menyumbang 35% sampah yang dihasilkan oleh perusahaan. Ingin menghemat kertas? Simak tipsnya di sini.
13. Beralih ke Format Digital – Kurangi penggunaan kertas untuk kontrak dan dokumen. Beralih ke dokumen digital yang lebih mudah dikirim dan ditandatangani.
14. Jalin Kemitraan Hijau – Pilih mitra atau rekanan yang sama-sama memiliki semangat untuk melestarikan alam.
15. Lakukan Inovasi dan Edukasi – Terus lakukan edukasi dan inovasi menuju praktik yang ramah alam dengan membentuk tim-tim hijau sebagai katalis perubahan.
Kesuksesan perusahaan kini tidak hanya diukur dari penjualan dan pendapatan namun juga dari manfaat yang mereka berikan kepada masyarakat dan lingkungan. Lakukan perubahan saat ini juga.
Catatan Redaksi:
Artikel ini hasil kerja sama antara Hijauku.com dan Taiga Company, perusahaan konsultansi lingkungan dari AS. Artikel lengkap bisa diakses di sini.
Redaksi Hijauku.com
Rangkuman yang bagus. Saya tambah satu lagi: Ajak pelanggan/konsumen mereka untuk merubah pola hidup supaya jadi lebih ramah lingkungan. Unilever sudah mengetahui bahwa sebagian besar dampak lingkungan produk mereka (70%) berasal bukan dari tahap produksi, tetapi dari penggunaan konsumen. Ini merupakan tatangan yang luar biasa untuk sektor Consumer Goods…
Terima kasih Marc, atas masukannya. Ya, pada akhirnya edukasi diperlukan tidak hanya kepada produsen namun juga konsumen.
Sebelumnya, konsumen berperan penting untuk menentukan apakah mereka akan membeli suatu produk atau tidak.
Konsumen hijau bisa menjadi pressure group bagi produsen untuk menciptakan produk yang lebih ramah alam.
Anda benar, setelah mereka membeli produk, konsumen juga harus dididik untuk lebih ramah alam, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan mendaur ulang.
Masalah utama pada sampah plastik adalah bukan karena bahannya tidak didaur ulang tapi karena setelah digunakan plastik kemasan dibuang begitu saja mengotori lingkungan.
Tugas besar menanti untuk mendaur ulang sampah kemasan ini, yang tidak hanya melibatkan konsumen dan produsen dengan prinsip “polluters pay” namun juga pemerintah untuk menyediakan fasilitasnya.