Oleh: Martin Leonardo Tambunan *

Jika berkunjung ke Sumatera Utara, pasti kita tidak asing lagi dengan air terjun Sipiso-piso atau air terjun Sigura-gura, dua air terjun yang dikenal sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Padahal ada air terjun Ponot yang juga tak kalah terkenal bahkan menjadi salah satu air terjun tertinggi di Indonesia dengan ketinggian kurang lebih 250 meter. Air terjun Ponot tepatnya terletak di Desa Tangga Dusun, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara .

Air terjun Ponot berada di aliran Sungai Ponot yang merupakan anak Sungai Asahan. Letaknya berada di ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan air laut. Pemandangan khas dari lokasi ini ialah air terjun yang banyak dirimbuni oleh pepohonan hijau.

Tak jauh dari air terjun Ponot, terdapat sejumlah air terjun kecil yang juga bisa dinikmati. Aliran air terjun Ponot bukan tipe vertikal yang langsung jatuh, melainkan ada dua hingga tiga tingkatan yang mempercantik tetesan airnya.

Potensi fisik merupakan potensi yang harus dikaji untuk dapat dikembangkan. Potensi Fisik yang mendukung pengembangan ekowisata air terjun Ponot meliputi lokasi, iklim, vegetasi, air dan fauna.

Lokasi wisata air terjun Ponot yang jauh dari pusat kota yang berjarak sekitar 90 km sangat tepat menjadikannya sebagai kawasan obyek wisata alam. Ditambah lagi dengan kondisi cuaca yang sejuk dengan vegetasi berupa hutan yang masih asri serta pemandangan yang indah.

Namun ada potensi fisik yang kurang mendukung dalam pengembangan ekowisata air terjun Ponot yaitu kemiringan lereng yang mencapai 25% tergolong terjal.

Ekowisata air terjun Ponot memiliki keragaman sumber daya alam yang cukup potensial, unik, mempesona dan masih alami merupakan aset yang berharga untuk dioptimalisasikan menjadi obyek dan daya tarik yang atraktif, hal ini dapat menjadi peluang besar untuk memajukan daerah.

Potensi non-fisik yang mendukung pengembangan ekowisata air terjun Ponot adalah penduduk yang ramah bersikap menerima kedatangan para pengunjung. Sedangkan potensi non-fisik yang menjadi kendala adalah kurangnya atraksi wisata sebagai daya tarik penunjang dan kurangnya sarana dan prasarana pariwisata.

Akses jalan menuju ekowisata air terjun Ponot yang rusak merupakan kendala dalam pengembangannya. Sarana dan prasarana yang ada di lokasi ekowisata air terjun Ponot kurang memadai hal ini dilihat dari parkir yang kurang luas, pondok-pondok, toilet dan rumah makan yang tidak tersedia.

Perlu peran serta pemerintah desa, pemerintah kabupaten, dinas pariwisata dan masyarakat untuk bekerja sama dalam upaya pelestarian dan pengembangan sumber daya alam wisata air terjun Ponot.

Pengembangannya perlu untuk tetap mempertahankan kelangsungan ekosistem. Perlu juga adanya atraksi wisata yang ditampilkan masyarakat sebagai daya tarik pendukung.

Diharapkan pemerintah memperhatikan kondisi jalan sehingga akses menuju lokasi wisata air terjun Ponot lancar, sehingga menambah kunjungan wisatawan. Dengan kemiringan lereng yang cukup ekstrem, pemerintah diharapkan jeli dan berhati-hati dalam membangun sarana prasarana pariwisata.

Kondisi wisata air terjun Ponot yang masih alami juga harus terus dijaga kelestariannya sehingga tidak merusak ekosistem dan tata guna lahan.

–##–

* Martin Leonardo Tambunan adalah Mahasiswa Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.