Peralihan ke teknologi energi hijau membersihkan udara, menghemat air dan penggunaan lahan. Teknologi energi bersih ini juga bisa mengurangi 25 miliar ton polusi gas rumah kaca dan 17 juta ton partikel berukuran mikro setiap tahun.

Transformasi radikal cara memasok energi ini diperlukan guna menahan kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat Celsius. Aksi transformasi ini juga bermanfaat bagi kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.

Hal tersebut terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan oleh International Resource Panel, grup yang beranggotakan para ahli tata kelola sumber daya alam yang difasilitasi oleh lembaga lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, UN Environment.

Laporan berjudul Green Technology Choices: The Environmental and Resource Implications of Low-Carbon Technologies, yang dirilis Jumat, 12 Mei 2017 tersebut meneliti delapan teknologi efisiensi energi dan 36 teknologi turunannya di sektor bangunan, industri dan transportasi.

Laporan ini menyimpulkan, teknologi energi hijau ini mampu mengurangi polusi hingga 34% pada 2050 jika dibanding kondisi business-as-usual, atau tanpa perubahan. Teknologi energi hijau juga mampu memangkas 3 miliar ton polusi beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Kebutuhan air untuk produksi energi juga bisa dipangkas sebesar 200 miliar m3 per tahun, sementara pemakaian lahan bisa dikurangi sebesar 150.000 km2 pada tahun 2050. Laporan ini juga menemukan, peralihan ke teknologi energi rendah emisi akan meningkatkan permintaan terhadap metal – untuk infrastruktur dan jaringan – sebesar 600 juta ton dalam periode yang sama. Laporan dari UN Environment dapat diunduh dalam tautan berikut: Green Technology Choices.

Redaksi Hijauku.com