Antonov cargo plane - Wikimedia CommonsBisakah dunia mencapai target pengurangan emisi dan menjaga pertumbuhan ekonomi? Jawabnya bisa! Kesimpulan ini terungkap dalam laporan Komisi Global (Global Commission) yang dirilis Senin, 6 Juli 2015.

Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim (Global Commission on the Economy and Climate) menyebutkan, ada sejumlah peluang ekonomi yang memungkinkan dunia mencapai target pengurangan emisi, pada saat yang sama, menjaga pertumbuhan ekonomi.

Peluang pertama adalah melalui peningkatan kerjasama antar kota-kota di dunia, seperti inisiatif “Compact of Mayors”, guna memromosikan pola pembangunan perkotaan yang rendah karbon. Menurut Global Commission, investasi di sistem transportasi publik, efisiensi gedung dan tata kelola bangunan yang lebih baik bisa menghemat biaya hingga US$17 triliun pada 2050.

Peluang kedua, dengan memererat kerja sama berbagai macam program seperti REDD+, 20×20 Initiative di Amerika Latin dan Africa Climate-Smart Agriculture Alliance, akan memerkuat sinergi antara negara yang memiliki hutan, negara maju dan sektor swasta guna menghentikan deforestasi pada 2030 dan memulihkan kembali lahan-lahan pertanian yang terdegradasi.

Jika berhasil, langkah tersebut akan meningkatkan produktivitas pertanian, memerkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani dan masyarakat yang  tinggal di sekitar hutan.

Peluang ketiga, pemerintah, bank pembangunan dan sektor swasta harus bekerja sama mengurangi biaya modal untuk pengembangan energi bersih, dengan target investasi mencapai US$1 triliun di negara maju dan negara berkembang pada 2030.

Peluang keempat, negara-negara maju yang tergabung dalam G20 harus meningkatkan standar efisiensi energi mereka untuk berbagai macam produk seperti peralatan rumah tangga, alat-alat penerangan dan kendaraan bermotor. Investasi di program-program efisiensi energi bisa menggerakkan ekonomi dengan nilai mencapai US$18 triliun pada 2035.

Peluang kelima adalah aksi untuk mengurangi emisi di sektor penerbangan dan perkapalan sesuai dengan perjanjian international dan pemangkasan emisi HFCs (hydrofluorocarbons) di bawah Protokol Montreal yang mampu mengurangi emisi hingga 2,6 Gt (Giga ton) pada 2030. Di industri perkapalan saja, penerapan standar efisiensi yang lebih tinggi, ditargetkan mampu menghemat biaya bahan bakar sebesar US$200 miliar per tahun pada 2030.

Semua peluang tersebut menurut Global Commission akan mampu memangkas 96% emisi guna mencegah kenaikan suhu bumi hingga 2 derajat Celcius sesuai dengan skenario bisnis seperti biasa (business as usual).

Laporan ini juga menemukan bahwa dunia bisnis saat ini telah membangun pasar untuk produk dan jasa rendah karbon dengan nilai US$5,5 triliun. Pasar rendah karbon ini terus berkembang seiring terciptanya momentum bagi pembangunan rendah karbon seperti harga energi bersih yang saat ini terus menurun, volatilitas harga minyak yang terus meningkat dan terwujudnya konsep “carbon pricing” atau pengenaan biaya atas emisi karbon di berbagai negara.

Laporan lengkap Seizing the Global Opportunity: Partnerships for Better Growth and a Better Climate bisa diunduh dalam tautan berikut: New Climate Economy 2015.

Redaksi Hijauku.com