Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (Asean) sepakat beralih ke lampu hemat energi. Standar dan kebijakan lampu hemat energi yang seragam di antara negara-negara Asean, diharapkan bisa mengurangi konsumsi energi di wilayah ini. Hal ini terungkap dalam berita Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis Selasa, 28 April.
Pertemuan tahunan Energy Efficiency & Conservation Sub-Sector Network (EE&C-SSN) yang ke-19 – yang diselenggarakan oleh Asean Center for Energy (ACE) juga menyepakati penggunaan teknologi dan kontrol lampu hemat energi seperti LED (light emitting diode).
Kehadiran Komunitas Ekonomi Asean (ASEAN Economic Community) tahun ini menjadi peluang untuk menciptakan pasar regional yang mendorong transisi ke pencahayaan yang lebih efisien.
Inisiatif “en.lighten” dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) dan Global Environment Facility (GEF) memerkirakan, transisi ke lampu atau pencahayaan yang lebih efisien akan membantu menghemat biaya listrik sebesar US$3.5 miliar dan konsumsi listrik sebesar 35 terawatt-hours (TWh) per tahun. Aksi ini juga akan mengurangi emisi CO2 sebesar 20 juta ton/tahun.
Asean telah menyepakati enam langkah peralihan ke lampu hemat energi. Langkah pertama adalah harmonisasi standar dan kebijakan, kajian pasar regional, penyusunan strategi regional (regional roadmap), implementasi strategi dalam skala regional dan nasional, kampanye peningkatan kesadaran dan kegiatan lain yang melibatkan masyarakat dan terakhir penciptaan model komite kerja/pelaksana.
Dengan menyetujui proposal ini, negara-negara Asean berkomitmen untuk melaksanakan strategi di atas pada awal 2018 di bawah panduan dari ACE dan inisiatif “en.lighten” dari UNEP.
Redaksi Hijauku.com