Lebih dari sepertiga bencana alam terjadi di Asia. Namun kerugian terbesar akibat bencana alam dialami Amerika Serikat. Hal ini terungkap dalam penelitian Vital Signs Online dari Worldwatch Institute yang dirilis Selasa (28/2). Penelitian ini menganalisis data sebaran bencana alam dan jumlah kerugian yang terjadi pada 2012.

Menurut Vital Signs, pada 2012, terjadi 905 bencana alam di seluruh dunia. Sebanyak 93% dari bencana tersebut adalah bencana yang terkait dengan cuaca. Amerika Serikat menurut laporan ini menjadi negara yang menderita kerugian serius akibat cuaca ekstrem. AS menanggung 69% kerugian total dunia dan 92% nilai kerugian yang diasuransikan akibat bencana alam. Total kerugian bencana alam dunia diperkirakan mencapai $170 miliar sementara kerugian yang diasuransikan mencapai $70 miliar.

Lebih detil lagi, dari 905 bencana alam yang terjadi, 45% adalah bencana meteorologis (badai), 36% adalah bencana hidrologis (banjir), dan 12% adalah bencana klimatologis seperti gelombang panas, gelombang dingin, kekeringan dan kebakaran. Sisanya (7%) adalah bencana geofisika seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Data ini berbeda dengan tren jangka panjang yang terjadi dari tahun 1980 hingga 2011 dimana bencana geofisika menyumbang 14% dari semua bencana alam yang terjadi di dunia.

Korban akibat bencana alam pada 2012 mencapai 9.600 jiwa. Sebanyak 93% korban jiwa dipicu oleh bencana yang terkait dengan cuaca. Hanya 7% korban jiwa diakibatkan oleh bencana geofisika.

Badai Sandy, kekeringan ekstrem di Midwest, dan topan dahsyat yang disertai tornado di AS menyumbang $100 miliar dari nilai kerugian total akibat bencana alam dunia. Perusahaan asuransi menanggung $58 miliar dari jumlah kerugian tersebut. Jumlah kerugian ini adalah jumlah kerugian total dan terasuransikan tertinggi kedua di Amerika Serikat.

Jumlah kerugian tertinggi yang dialami Amerika Serikat terjadi pada 2005, saat Badai Katrina menghantam wilayah pesisir Mississippi dan kota New Orleans. Eropa menanggung 13% dari total kerugian akibat bencana alam sementara wilayah Asia Pasifik menanggung 17%. Jumlah kerugian yang diasuransikan akibat bencana alam di Eropa dan Asia Pasifik hanya mencapai 8% dari total.

Pada 2012, 15% bencana alam terjadi di Eropa. Wilayah bagian selatan Eropa didera kekeringan ekstrem terutama di sebagian wilayah Italia, Spanyol, Portugal, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Serbia, serta Slovenia, dengan total kerugian mencapai $3,8 miliar. Bencana kekeringan juga terjadi di wilayah Rusia dan Kazakhstan dengan kerugian di industri pertanian mencapai $600 juta – di Rusia saja.

Sebanyak 11% bencana alam terjadi di Afrika, sedikit di atas rata-rata tren jangka panjang yang 9%. Semua bencana alam yang terjadi di Afrika pada 2012 terkait cuaca termasuk banjir parah yang melanda Nigeria dari Juli hingga Oktober— salah satu dari lima bencana dengan korban jiwa terbanyak pada 2012— dengan total kerugian mencapai $500 juta dan korban jiwa mencapai 360 orang.

Wilayah Asia Pasifik mengalami 43% bencana alam dunia pada 2012 dengan 37%-nya terjadi di Asia. Wilayah Asia Pasifik menderita 17% dari jumlah kerugian total akibat bencana alam—jauh di bawah rata-rata jangka panjang sebesar 45% sejak 1980. Sebagian besar bencana alam yang terjadi di Asia Pasifik adalah banjir dan badai.

Wilayah yang paling sedikit terkena bencana alam (hanya 5%) adalah Amerika Selatan dengan 86% bencana yang terjadi di wilayah tersebut adalah bencana yang terkait dengan cuaca. Masih ragu dengan krisis perubahan iklim dan pemanasan global?

Redaksi Hijauku.com