Tidak ada kekuatan yang lebih besar untuk memengaruhi produsen selain kekuatan dari konsumennya.

Jika kesadaran konsumen untuk mengonsumsi produk ramah lingkungan meningkat, motivasi produsen untuk menghasilkan produk ramah lingkungan juga bertambah.

Konsumen, Anda dan kita semua, adalah pembuat keputusan akhir apakah akan membeli produk dari produsen yang kita inginkan. Konsumen adalah pemilik dana yang bisa menentukan tren jangka pendek maupun jangka panjang bisnis global.

Laporan terbaru berjudul “Prosumer Reports – Communities and Citizenship: Redisigned for a New World” dari Havas Worldwide menyebutkan, konsumen dunia saat ini semakin menuntut perusahaan untuk lebih ramah lingkungan dan memerhatikan dampak sosial dari produk-produknya.

Temuan ini diperoleh dari survei internet terhadap 10.219 laki-laki dan perempuan di 31 negara: Argentina, Australia, Belgia, Brasil, Kanada, Chili, China, Kolombia, Republik Ceko, Republik Dominika, Finlandia, Perancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Kazakhstan, Kuwait, Malaysia, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Taiwan, Turki, Ukraina, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat.

Selain menuntut agar perusahaan dan produknya menjadi lebih ramah lingkungan, konsumen dunia juga semakin mendukung (konsumsi) produk-produk lokal untuk membantu ekonomi negaranya.

Sebanyak 8 dari 10 konsumen percaya, mereka akan membantu komunitas jika membeli produk lokal. Sebanyak 56% dari responden juga memilih untuk membeli produk yang diproduksi di negara mereka sendiri. Hanya 10% yang menolak.

Menurut Havas, kekuatan konsumen ini semakin besar dengan bantuan media sosial. Konsumen yang menggunakan media sosial adalah agen perubahan nomor satu. “Enam dari sepuluh responden percaya, media sosial memiliki kekuatan besar dalam memengaruhi dan membuat perubahan,” ujar Marianne Hurstel, wakil presiden, BETC, Havas Worldwide.

Agen perubahan terbesar kedua menurut penelitian ini adalah politisi/pemerintah. Sementara sikap “memilih apa yang akan kita konsumsi” menempati posisi ketiga sebagai penentu perubahan, mengembalikan kekuatan pada konsumen.

Sebanyak 73% responden percaya, semakin besar sebuah perusahaan, tanggung jawab perusahaan kepada publik juga harus semakin bertambah.

Bahkan lebih dari dua pertiga responden (68%) menyatakan, bisnis memiliki tanggung jawab untuk menciptakan perubahan sosial. Sebanyak 61% responden di 31 negara juga menginginkan perusahaan atau merek favorit mereka berperan lebih besar di komunitas dan 60% responden meminta perusahaan untuk turut mengatasi masalah-masalah besar di dunia.

Menurut responden (55%), perusahaan memiliki posisi yang lebih tepat dibanding pemerintah dalam mengatasi masalah perubahan iklim dan pemanasan global. Hasil survei ini memberikan masukan berharga bagi produsen untuk beralih ke praktik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Penelitian ini juga menunjukkan, kesadaran konsumen dunia bahwa mereka mampu membuat perubahan terus meningkat. Hal ini tercermin dari perilaku mereka mengonsumsi produk ramah lingkungan dan menuntut perusahaan untuk lebih bertanggung jawab, turut menyelesaikan krisis lingkungan dan kemanusiaan.

Redaksi Hijauku