Penelitian terbaru menemukan peningkatan pencemaran kafein di sejumlah lokasi di perairan Oregon, Amerika Serikat.

Hal ini terungkap dari hasil penelitian Zoe Rodriguez del Rey yang dibantu oleh pembimbingnya di program pasca sarjana Portland State University, Elise Granek dan Steve Sylvester dari Washington State University, Vancouver yang diterbitkan Kamis (18/7) lalu. .

Selama musim semi (Maret-Mei) tahun 2010, Rodriguez dan Granek mengumpulkan serta menganalisis sampel di 14 lokasi perairan laut dan 7 lokasi perairan yang terkait.

Mereka menemukan kandungan kafein yang tinggi di sejumlah wilayah perairan yang jauh dari pusat pengolahan limbah dan populasi yang padat. Kandungan kafein yang tinggi juga ditemukan saat terjadi badai dan hujan yang memicu melubernya saluran air di perkotaan.

Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam Marine Pollution Bulletin, edisi bulan ini dengan judul “Occurrence and concentration of caffeine in Oregon coastal waters.”

Penelitian ini menemukan, pusat pengolahan limbah (waste water treatment) berperan efektif dalam menghilangkan polusi kafein, namun hujan deras dan melubernya saluran air telah membawa pencemaran ini masuk ke laut. Pencemaran ini berasal dari “septic tanks” yang banyak terdapat di taman-taman kota yang terbukti kurang efektif dalam menyimpan polutan, termasuk kafein.

Kandungan kafein banyak ditemukan pada produk makanan dan minuman juga di sejumlah produk farmasi. Yang menarik, polusi kafein menurut penelitian ini berhubungan langsung dengan aktivitas manusia (walau banyak tanaman yang juga memroduksi kafein, namun mereka tidak menjadi sumber alami pencemaran di wilayah ini).

Polusi kafein juga bisa menjadi sinyal sumber pencemaran lain yaitu pencemaran pestisida, produk farmasi dan produk-produk yang lain. Walaupun tidak mematikan, namun pencemaran kafein ini tetap menimbulkan efek biologis bagi hewan laut sebagaimana efek kafein pada manusia.

Redaksi Hijauku.com