Kantong plastik adalah simbol masyarakat konsumtif. Sekali dua kali pakai, plastik langsung dibuang, mencemari lingkungan selama berpuluh tahun.

Menurut Elze van Hamelen dalam artikel yang diterbitkan di situs Triple Pundit, berbagai cara sudah dilakukan untuk menghapuskan penggunaan kantong plastik.

Di Inggris, pemerintah menyerahkan semua keputusan pada konsumen dan peritel. Di Irlandia dan Denmark pemerintah menerapkan pajak untuk kantong plastik.

Sementara di negara lain seperti di beberapa negara bagian di AS, Afrika Selatan, Bangladesh dan India, penggunaan kantong plastik sudah dilarang.

Di AS terdapat 24 komunitas yang melarang pemakaian kantong plastik, sebagian besar komunitas itu berada di California. Di Bangladesh dan India kantong plastik dicekal karena menyumbat saluran air sehingga memperparah banjir.

Semua kampanye di atas masih berfokus pada upaya mengurangi atau melarang penggunaan kantong plastik belanjaan terutama yang berukuran besar.

Mereka melupakan pemakaian tipe plastik lain yaitu plastik HDPE (high density polyethylene). Plastik ini biasanya dipakai untuk membungkus sayuran dan buah di supermarket, atau bahan untuk melindungi makanan favorit Anda.

HDPE atau polyethylene high-density (PEHD) adalah plastik yang terbuat dari minyak. Diperlukan 1,75 kg minyak (dari sisi energi maupun sumber daya) untuk membuat 1 kg plastik HDPE.

HDPE bisa didaur ulang dan memiliki kode daur ulang nomor “2”. Pada 2007, pangsa pasar plastik HDPE dunia mencapai volume lebih dari 30 juta ton.

Plastik jenis ini adalah plastik yang sering terlepas dari perhatian pemerintah, sehingga sulit untuk menemukan data penggunaannya. Hanya Australia yang sepertinya memiliki data ini:

“Pada 2007, penduduk Australia menggunakan 3,9 miliar plastik HDPE. Dari jumlah tersebut, 2,96 miliar plastik HDPE berasal dari supermarket” dan “Pada 2005, penggunaan plastik HDPE per kapita per tahun di Australia mencapai 192 buah.”

Jika pengggunaan plastik HDPE di Australia mencapai angka miliaran, bisa dibayangkan betapa besar pemakaian plastik jenis ini di negara lain baik di negara maju maupun di negara berkembang.

Kantong plastik adalah bahan yang sangat populer karena ringan, kuat, higienis dan mudah digunakan untuk mengirim makanan atau produk lain. Namun sebagian besar plastik masih dibuang setelah dipakai (walau ada sebagian yang didaur ulang).

Data tahun 2002 menyebutkan, sekitar 50 hingga 80 juta kantong plastik berakhir menjadi sampah yang mencemari lingkungan.

Sehingga walau jumlah sampah plastik yang terbuang terus menurun, banyak sampah plastik yang ditemukan di jalan, di taman hingga di saluran pembuangan.

Selain mencemari lingkungan, sampah plastik juga merusak pemandangan. Sampah plastik mudah terlihat dan butuh waktu lama untuk terurai sehingga berbahaya bagi hewan di air maupun di darat.

Pemerintah bekerja sama dengan industri dan komunitas berupaya mengurangi dampak negatif dari sampah plastik.

Namun, semua orang memiliki andil dalam penyelesaian masalah plastik – mulai dari produsen plastik, importir yang menjualnya, pelayan toko yang memberikan kantong plastik itu hingga konsumen yang memakainya. Jadi solusinya sangat tergantung pada kita semua.

Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat sudah banyak yang beralih ke tas belanja pakai ulang, seperti ‘tas hijau (green bags)’ yang ditawarkan di supermarket-supermarket.

Tren ini berhasil mengurangi jumlah pemakaian plastik HDPE di Australia dari sekitar 6 miliar pada 2002 menjadi 3,9 miliar pada tahun 2007. Namun masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

Tas pakai ulang saat ini tidak hanya menjadi bagian dari gaya hidup namun telah menjadi simbol fashion.

Jika Anda bisa membawa tas sendiri ke supermarket, mengapa tidak sekalian membawa tempat untuk bahan makanan segar – seperti buah dan sayur – yang akan Anda beli? Ayo bersama-sama mengurangi pemakaian plastik HDPE, mulai dari sekarang.

Redaksi Hijauku.com