Guna mengurangi ketergantungan dari minyak dan gas, pemerintah Tunisia mengambil langkah cerdas memromosikan pembangunan dan pengembangan energi terbarukan.

“Sistem konservasi energi” ini masuk dalam program pengelolaan energi nasional yang diterbitkan pada 2005 yang langsung diikuti dengan penciptaan skema pendanaan – Dana Nasional untuk Pengelolaan Energi – yang mendukung program efisiensi energi dan peningkatan kapasitas teknologi energi terbarukan.

Dana Nasional ini diperoleh dari biaya pendaftaran pertama kendaraan pribadi, kendaraan berbahan bakar bensin dan disel, pajak impor dan pajak produksi produk pengatur suhu ruangan lokal di luar produk pendingin ruangan untuk pasar ekspor.

Antara tahun 2005 hingga 2008, kebijakan energi bersih ini telah berhasil menghemat biaya energi pemerintah sebesar US$1,1 miliar. Penghematan biaya ini jauh lebih besar dibanding investasi awal pemerintah di sektor energi bersih yang sebesar US$200 juta.

Konsumsi energi primer dari energi terbarukan – beserta manfaatnya yaitu penghematan dana dari efisiensi energi – diperkirakan mencapai 20% dari total konsumsi energi pada 2011.

Pada Desember 2009, pemerintah Tunisia memaparkan Kebijakan Energi Surya nasional pertama dan kebijakan pelengkap lain untuk meningkatkan pangsa pasar energi terbarukan dari hanya di bawah 1% menjadi 4,3% pada 2014.

Kebijakan ini mencakup pemasangan sistem panel surya, pemanas air tenaga surya dan pusat pembangkit listrik tenaga surya. Biaya penerapan semua sistem tersebut diperkirakan mencapai US$2.5 milliar.

Dana ini diperoleh dari Dana Nasional (National Fund) sebesar US$175 juta, dana dari sektor publik sebesar US$530 juta, dana sektor swasta US$1.660 juta dan dana dari lembaga internasional sebesar US$24 juta.

Semua dana itu akan digunakan untuk membiayai 40 proyek energi terbarukan sebelum 2016 dengan 40% dana digunakan untuk pembangunan infrastruktur ekspor energi.

Program Energi Surya (Solar Energy Plan) Tunisia ini diperkirakan mampu menghemat biaya energi hingga 22% pada 2016 dan mengurangi polusi karbon dioksida sebesar 1,3 juta ton per tahun.

Pemanas air tenaga surya

Program pemanas air tenaga surya Tunisia bernama PROSOL – hasil kerja sama antara Lembaga Nasional Tunisia untuk Konservasi Energi, perusahaan listrik negara Société Tunisienne de l’Electricité et de Gaz (STEG), Program Lingkungan PBB (UNEP) dan Kementrian Wilayah Kelautan, Darat dan Lingkungan Italia – adalah contoh sukses pengembangan pasar pemanas surya di dunia.

Dalam program ini pemerintah memberikan dukungan finansial, fiskal, permodalan bebas pajak, pengurangan bea masuk, dan pinjaman perbankan dengan suku bunga bersaing.

Masyarakat membayar kembali pinjaman bersama tagihan listrik rutin ke perusahaan listrik negara, STEG. Pemerintah juga memberikan dukungan ke bank-bank lokal untuk memberikan pinjaman kredit dengan suku bunga rendah.

Skema ini memberikan manfaat langsung ke konsumen melalui penghematan biaya energi setelah mereka memasang pemanas air tenaga surya. Dalam dua tahun pertama program (2005-2006), konsumen memperoleh subsidi suku bunga tambahan sehingga mereka bisa memperoleh suku bunga hingga 0%. Kebijakan ini dihentikan pada tahun 2007 dan suku bunga pinjaman kini menjadi 6,5%.

Pemerintah memberikan subsidi sebesar 20% dari biaya pemanas surya atau US$75 per meter persegi. Konsumen diharapkan menyediakan dana minimum 10% dari biaya pembelian dan pemasangan.

Lebih dari 50,000 keluarga Tunisia telah mendapatkan pemanas air tenaga surya berkat pinjaman yang jumlahnya mencapai lebih US$5 juta pada 2005 dan US$7,8 juta pada 2006 – nilai yang jauh lebih besar dari investasi awal PROSOL sebesar US$2,5 juta.

Berkat program PROSOL, kini luas permukaan panel surya terpasang di Tunisia telah mencapai 400.000 m2. Untuk periode 2010-2014, pemerintah memiliki target yang lebih ambisius yaitu 750,000 m2, sebanding dengan target negara-negara yang lebih maju seperti Spanyol dan Italia.

Hingga 2008, program PROSOL telah berhasil mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 214.000 ton dan menciptakan ribuan lapangan kerja dengan berdirinya 42 perusahaan pemasok teknologi surya dan setidaknya 1000 perusahaan instalasi surya baru.

Pengalaman di Tunisia ini membuktikan betapa besar potensi imbal hasil investasi di energi terbarukan, yang – selain mampu menciptakan lapangan kerja – juga bisa mengurangi ketergantungan negara dari bahan bakar impor.

Redaksi Hijauku.com