Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon Rabu (24/8) lalu menyerukan revolusi energi bersih guna menransformasi ekonomi dan membantu terciptanya dunia yang lebih aman, lebih bersih dan lebih lestari.
“Negara yang paling cepat mengadopsi energi bersih akan menjadi raksasa ekonomi abad 21,” ujarnya dalam diskusi mengenai energi terbarukan di Denver, Amerika Serikat. “Penduduk di negara yang mengadopsi energi bersih akan menikmati udara yang lebih bersih, lebih sehat, lebih aman dan memiliki pasar yang lebih kompetitif.”
PBB saat ini terus berupaya mengampanyekan tiga target energi yang akan membantu mengatasi “kemiskinan energi” yang banyak terjadi di negara berkembang.
Tiga target tersebut meliputi kesetaraan akses terhadap energi, revitalisasi ekonomi dan perlindungan ekosistem dunia. Semua target itu diciptakan untuk memastikan akses universal ke energi modern, melipatgandakan efisiensi energi dan porsi energi terbarukan dalam infrastruktur energi dunia.
“Semua target itu menantang, namun bisa dicapai,” ujar Ban, sambil menambahkan bahwa mengatasi masalah kemiskinan energi adalah prasyarat suksesnya program penghapusan kemiskinan yang dikenal dengan nama Millennium Development Goals (MDGs).
“Jika kita ingin mencapai target-target ini, kita harus melakukan revolusi energi,” ujarnya. “Untuk itu diperlukan kepemimpinan politik yang kuat untuk mendorong peralihan ke energi bersih dengan kecepatan dan skala yang dibutuhkan.”
Ban mencatat saat ini bukti perubahan iklim semakin nyata sehingga perlu dicari cara baru untuk mengembangkan dan memanfaatkan energi bersih. “Upaya ini menjadi semakin penting saat permintaan energi dunia terus meningkat,” ujarnya. Menurut Ban, hanya diperlukan 3% dari investasi energi dunia yang ada saat ini untuk mendanai akses ke energi modern untuk semua.
“Pembangunan berkelanjutan sudah menjadi agenda abad ini,” ujarnya. “Dari sudut pandang ilmu pengetahuan maupun ekonomi, perubahan ini harus segera dilakukan.”
Menurut Ban selama satu abad terakhir, (ekonomi) dunia terus bertumbuh namun negara-negara di dunia meraihnya dengan cara membakar jalan yang mereka lalui menuju kemakmuran.
“Cara-cara seperti itu sudah berakhir,” ujar Ban. “Perubahan iklim telah membuktikan bahwa model lama itu tak hanya sudah ketinggalan jaman namun juga berbahaya. Kita harus mulai bertindak dan berfikir secara revolusioner. Kita perlu mengubah gaya hidup, model-model ekonomi dan juga kehidupan sosial dan politik (untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan).
“Dan lebih dari itu, kita harus sadar, tantangan yang kita hadapi saling terkait seperti antara perubahan iklim dengan kekeringan dan kekurangan energi dengan (ketersediaan) pangan,” ujar Ban.
Redaksi Hijauku.com
[…] apakah langkah mereka ini hanya basa-basi (greenwashing) atau sebuah pelopor menuju bumi yang damai dan […]