Ecological farm solar panel - Wikimedia CommonsIlmuwan dari University of Basel berhasil menemukan bahan baku alternatif untuk panel surya menggantikan iodin langka yang selama ini dipakai sebagai bahan pelapis aktif dalam sel surya.

Bahan baku alternatif ini adalah campuran kompleks antara kobalt dan tembaga.

Penemuan ini semakin mendekatkan dunia pada energi yang lebih murah dan ramah lingkungan. Laporan ini telah diterbitkan dalam jurnal “Chemical Communications” awal Agustus ini (2/8).

Lapisan berwarna pada sel surya inilah yang mengubah cahaya menjadi listrik. Lapisan ini menyerap cahaya dan mengirimkan elektron ke semi konduktor. Lapisan ini menjadi “jembatan” bagi elektron dari katode dan molekul pelapis sel surya. Elektron menembus sirkuit dan pada akhirnya kembali ke tembaga. Proses pengiriman elektron dari molekul pelapis sel surya ke katode inilah yang menghasilkan listrik.

“Iodin adalah elemen langka, kobalt 50 kali lebih mudah ditemukan dibandingkan iodin,” ujar Dr. Biljana Bozic-Weber yang memimpin penelitian ini. Selain lebih mudah diperoleh, bahan baku panel surya baru ini juga memiliki kinerja yang tak kalah dengan bahan baku lama.

Keberhasilan ini merupakan bagian dari pendekatan penelitian baru bernama “Molecular Systems Engineering”. Tidak hanya pelapis sel surya yang diganti komponen-komponen lain juga akan menyesuaikan.

Dengan menggunakan teknologi nano, tim ilmuwan mampu meningkatkan semua komponen fisik dan molekul dari panel surya ini. Hasilnya adalah panel surya yang menghasilkan energi yang tidak hanya lebih efisien, namun juga semakin hijau.

Redaksi Hijauku.com