Berkebun tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, namun juga bagi kesehatan. Penelitian terbaru dari University of Utah mengungkapkan, masyarakat yang terlibat aktif dalam kegiatan berkebun di komunitas cenderung lebih langsing dibanding mereka yang tidak. Penelitian ini telah diterbitkan dalam American Journal of Public Health, Kamis (18/4).

Menurut tim peneliti, mereka yang aktif berkebun memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah dan cenderung terhindar dari kegemukan dan obesitas dibanding mereka yang tidak terlibat dalam aktivitas ini.

Nilai BMI normal adalah antara 18,5 hingga 24,9. Nilai terkecil adalah yang terbaik. Hasil penelitian ini menunjukkan, perempuan yang terlibat aktif dalam kegiatan berkebun di komunitas memiliki BMI rata-rata 1,84 lebih rendah dibanding tetangga mereka yang tidak ikut dalam aktivitas ini.

Hal ini berarti, berat badan perempuan yang aktif berkebun, mencapai 4,98 kg lebih rendah untuk mereka yang bertinggi tubuh 165 cm. Sementara bagi laki-laki yang aktif berkebun, selisih BMI mencapai 2,36 lebih rendah – dengan perbedaan berat 7,25 kg untuk mereka yang bertinggi 177 cm.

Pekebun juga cenderung terhindar dari kegemukan atau menderita obesitas. Perempuan yang aktif berkebun cenderung 46% lebih langsing dibanding mereka yang tidak aktif. Sementara bagi laki-laki kecenderungannya mencapai 62%.

Tim peneliti juga menganalisis BMI orang-orang terdekat seperti saudara, istri atau suami. Hasilnya, perempuan yang aktif dalam kegiatan berkebun komunitas memiliki rata-rata BMI 1,88 lebih rendah dibanding saudara perempuannya yang tidak aktif. Untuk laki-laki, nilai BMI mereka yang aktif berkebun 1,33 lebih rendah dibanding saudara laki-lakinya. Kedua perbedaan ini, menurut peneliti sangat signifikan secara statistik.

Untuk suami atau istri yang aktif berkebun, perbedaan BMI pasangan terbukti tidak terlalu signifikan. Menurut tim peneliti, hal ini kemungkinan disebabkan oleh keterlibatan suami atau istri membantu pasangan mereka berkebun dan turut mengonsumsi makanan sehat yang dihasilkan dari aktivitas berkebun.

Tim peneliti melakukan survei terhadap 423 masyarakat usia dewasa, yang aktif berkebun selama minimal 1 tahun, antara tahun 1995 hingga 2010. Hasil penelitian ini semakin menegaskan manfaat aktivitas berkebun di komunitas bagi lingkungan dan kesehatan.

Redaksi Hijauku.com