Lima orang biasa dengan kiprah luar biasa untuk komunitas dan hutan memeroleh penghargaan “Forest Heroes” dalam acara “Forests for People” yang berlangsung hari ini, Rabu (9/4) di Istanbul, Turki. Pemberian penghargaan ini bersamaan dengan berlangsungnya Forum Kehutanan PBB ke-10 yang dihadiri oleh 197 negara anggota dari seluruh dunia.

Lima individu yang memeroleh penghargaan “Forest Heroes” ini berasal dari Brasil, Rwanda, Thailand, Turki dan Amerika Serikat. Bersama mereka juga diumumkan pemenang kompetisi International Forest Short Film Festival dan International Forest Photograph.

Pemenang untuk penghargaan film diterima oleh sutradara dari Belgia, Peru, Afrika Selatan, Inggris dan Amerika Serikat. Sementara pemenang penghargaan fotografi datang dari Indonesia, Italia, Spanyol, Turki dan Ukraina.

Para juri telah melakukan seleksi atas 600 peserta dari 68 negara yang bersaing untuk menerima penghargaan-penghargaan bergengsi ini. “Para pemenang penghargaan ini adalah individu yang luar biasa yang telah bekerja untuk komunitas, industri film dan fotografi. Kisah mereka adalah inspirasi bagi kita semua,” ujar Wu Hongbo, Wakil Sekjen PBB bidang Ekonomi dan Sosial sebagaimana dikutip dalam berita PBB. “Semua permasalahan mengenai hutan kita pelajari dari aksi yang berbasis komunitas. Nasib hutan ada ditangan masyarakat,” tambah Wu lagi.

Penerima penghargaan “Forest Heroes” yang pertama adalah Dr. Rose Mukankomeje, yang telah mengabdikan hidupnya untuk melindungi dan memulihkan hutan Rwanda dan mengembangkan solusi lokal — Umuganda — guna memastikan pertumbuhan hutan di Rwanda mendatangkan manfaat bagi masyarakat miskin di pedesaan.

Penerima penghargaan “Forest Heroes” berikutnya adalah Hayrettin Karaca dari Turki. Pria yang telah berusia 92 tahun ini adalah seorang pengusaha tekstil sukses yang sadar akan bahaya kerusakan lingkungan saat berkeliling di negaranya. Ia lalu mendirikan TEMA, salah satu LSM lingkungan terbesar di Turki.

Preecha Siri, dari Thailand yang telah membantu komunitas mengelola desa sesuai dengan model ekosistem adalah pemenang berikutnya. Preecha menggabungkan sistem pengelolaan areal persawahan, rotasi tanaman, peternakan lebah, perkebunan bambu dan teh tradisional dengan program konservasi hutan.

Setelah terpilih sebagai kepala suku pada usia 17 tahun, Almir Narayamoga Surui dari suku Paiter-Surui telah berjuang selama lebih dari 20 tahun melindungi sukunya dan hutan Amazon. Ia menjadi pemenang berikutnya. Almir adalah ujung tombak terciptanya program konservasi hutan jangka panjang – selama 50 tahun – yang mencakup upaya konservasi, restorasi dan pengembangan alternatif ekonomi yang tidak berdampak negatif bagi hutan.

Penerima penghargaan “Forest Heroes” terakhir adalah Dr. Ariel Lugo, ilmuwan dari Puerto Rico di Amerika Serikat yang telah menerbitkan lebih dari 470 artikel ilmiah dan bekerja meningkatkan kesejahteraan komunitas dan melindungi hutan di seluruh dunia. Salah satu proyek terbarunya adalah mencegah kekerasan dan mengampanyekan pertumbuhan anak-anak secara sehat dengan cara melibatkan kaum muda dalam program penanaman produk organik sesuai musim dan tanaman-tanaman lokal.

Pemenang penghargaan untuk kompetisi International Forest Photograph yang baru pertama kali diselenggarakan adalah Atakan Baykal dari Turki, Eka Fendiaspara dari Indonesia, Riccardo Gangale dari Italia, Olga Lavrushko dari Ukraina, Prasetyo Nurramdhan dari Indonesia, dan Pablo Pro dari Spanyol.

Sementara pemenang Forest Short Film Festival adalah Rowan Pybus dari Afrika Selatan, Paul Rosolie dari Amerika Serikat, Elio Alonso Vasquez Miranda dari Peru, Sébastien Pins dari Belgia serta Dan Childs dan Nick Werber dari Inggris.

Redaksi Hijauku.com