Perubahan iklim mengancam keamanan dunia. Semua negara di dunia dituntut untuk berkoordinasi mengatasinya.

Seruan ini terungkap dalam laporan terbaru dari komunitas intelijen Amerika Serikat berjudul “Global Trends 2030” yang dirilis Senin (10/12).

Laporan yang diterbitkan oleh National Intelligence Council ini menyatakan, permintaan atas pangan, air dan energi akan naik masing-masing 35, 40 dan 50% dalam 15-20 tahun mendatang.

Hal ini terkait dengan tren pertambahan jumlah penduduk dunia yang akan naik dari 7,1 miliar saat ini menjadi sekitar 8 miliar pada 2030. Pola konsumsi kelas menengah juga terus naik. “Perubahan iklim akan semakin memerburuk prospek ketersediaan sumber-sumber penting ini.”

Laporan ini juga menyatakan, kelangkaan sumber daya bisa dihindari jika semua pihak mampu berkoordinasi meningkatkan produktifitas dan efisiensi di berbagai sektor industri dan ekonomi. “Para pemimpin dunia harus proaktif mengambil langkah-langkah ini,” tulis laporan ini. Dengan begitu, “Banyak negara tidak perlu menggantungkan bantuan dari negara lain untuk mengatasi kekurangan pangan dan air.”

Laporan ini juga menyebutkan, perubahan iklim akan memicu migrasi terutama di Asia dan Afrika pada tahun 2020-an, yang berpotensi meningkatkan ketegangan antar negara yang sebelumnya telah terjadi.

Laporan ini memrediksi akan terjadi semakin banyak fenomena iklim ekstrem seperti banjir besar di Pakistan atau badai Sandy di Amerika Serikat yang bisa mengancam keamanan negara atau wilayah tertentu.

“Saat ini telah terjadi perubahan dramatis yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan perubahan itu terjadi semakin cepat,” tulis laporan ini. “Sebagian besar ilmuwan tak yakin bisa memrediksi fenomena ini. Perubahan pola hujan – seperti yang terjadi di India dan wilayah Asia lain – berpotensi menimbulkan gangguan besar pada pasokan pangan.”

Laporan ini juga menggarisbawahi tren keamanan yang positif akibat melimpahnya ketersediaan shale gas di AS yang memungkinkan negara tersebut menjadi negara yang mandiri di bidang energi. Namun laporan ini juga menyadari bahwa kondisi tersebut bisa memicu perdebatan tentang potensi polusi terutama pencemaran sumber-sumber air dan dampak-dampak lingkungan yang lain.

Redaksi Hijauku.com