Doha, 3 Desember 2012 – Indonesia dengan dimotori oleh Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Doha Qatar menggelar Indonesia Climate Change Day (ICCD) selama dua hari pada 1-2 Desember 2013 di Hotel La Cigale, Doha Qatar.

ICCD sebagai bagian dari kegiatan paralel UNFCCC COP 18, secara resmi di buka pada Sabtu (01/12) oleh Kepala UKP4 / Ketua Satgas Persiapan Kelembagaan REDD+ Kuntoro Mangkusubroto, yang disaksikan oleh Menteri Energi dan Industri Qatar Mohammed bin Saleh Al-Sada, Menteri Lingkungan Hidup Qatar Abdullah bin Mubarak bin Labboud Al Moudadi dan Chairman of the Organizing Sub-Committee for COP18/CMP8 Fahad bin Muhammad Al-Attiyah.

Dalam ICCD diselenggarakan serangkaian seminar mengenai isu terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia dan pameran kegiatan penanganan perubahan iklim di Indonesia.

Dalam sambutan pembukaan ICCD, Kuntoro Mangkusubroto mengatakan melalui ICCD, dipaparkan tentang praktek-praktek inovatif, studi kasus dan pengalaman penanganan perubahan iklim di Indonesia

“Karena perubahan iklim tidak mengenal batas, ras, kebangsaan atau usia, hari ini kita diberikan kesempatan untuk menampilkan praktek perubahan iklim inovatif yang berasal dari luar Indonesia, yang telah memberikan kontribusi terhadap kebijakan dan agenda nasional. Kami mengakui bantuan besar dalam bidang teknis, keuangan dan teknologi yang telah membantu kita untuk bergerak menuju ekonomi karbon rendah dan bangsa iklim yang lebih tangguh,” kata Kuntoro

Kuntoro mengatakan perubahan iklim merupakan agenda semua orang, bukan hanya pemerintah, organisasi, komunitas ilmuwan, maupun perusahaan.

Sementara bagi Indonesia, perubahan iklim tidak hanya emisi gas rumah kaca, tetapi tentang kesejahteraan rakyat dan keadilan, serta tentang hidup harmonis dengan planet bumi.

Sedangkan Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Deddy Saiful Hadi dalam sambutan pembukaannya mengharapkan dengan penyelenggaraan ICCD yang bertemakan “The business response to the challenges and opportunities of climate change in Indonesia” dapat memberi gambaran inisiatif Indonesia mengenai isu-isu perubahan iklim, dan sebagai upaya meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Qatar.

“Saya berharap penyelenggaraan ICCD membawa kerjasama yang nyata dan praktis tentang isu-isu penanganan perubahan iklim, maupun dalam konteks kerja sama yang lebih luas antara Qatar dan Indonesia,” kata Deddy.

Dalam pameran ICCD, ditampilkan info terkini mengenai program dan kebijakan penanganan perubahan iklim di Indonesia yang dilakukan bagi oleh kementerian dan lembaga pemerintah, sektor industry, NGO maupun dari kalangan muda.

Juga dipamerkan produk tradisional dan khas Indonesia seperti batik, panganan dan minuman tradisional. Dalam sesi pembukaan ICCD, sempat ditampilkan peragaan busana oleh beberapa model yang menggunakan pakaian dengan pewarna alami yang ramah lingkungan.

Dalam acara pembukaan ICCD juga diputar berbagai film tentang perubahan iklim, termasuk tiga film produksi DNPI yaitu “Perubahan Iklim di Halaman Kita”, “Bumiku” dan “Senandung Bumi” yang dilanjutkan dengan diskusi oleh perwakilan anak muda Indonesia dan sekitar 120 pelajar dari MES Indian School Doha.

Sedangkan rangkaian seminar menghadirkan berbagai narasumber dari kalangan kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, lembaga internasional, NGO internasional, akademisi Indonesia maupun internasional dan kalangan industri.

Sebanyak sembilan seminar digelar dalam tiga sesi paralel dengan tema Carbon Market Partnership, Sustainable Energy, Low Carbon Development, Community Actions, Climate Resilience, REDD+ and Carbon Market, Finance and Investment, Climate Services dan Youth and Capacity Building.

Sumber: Amanda Katili Niode, Koordinator Divisi Komunikasi, Informasi, Edukasi DNPI. Email: amanda.katili@dnpi.go.id