Sebanyak 1,6 juta penduduk di Zimbabwe memerlukan bantuan pangan dari Januari hingga Maret 2013.

Hal ini terungkap dari laporan Program Pangan PBB, Rabu (27/7). Program Pangan PBB atau UN World Food Programme (WFP) beserta mitranya kini tengah bersiap mengatasi kenaikan kebutuhan pasokan pangan ini.

Staf WFP juga telah mengidentifikasi pertanda krisis pangan di wilayah pedesaan termasuk kosongnya lumbung desa dan penjualan ternak oleh petani guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Laporan ini menyebutkan, panen Zimbabwe tahun ini hanya mencapai 1.076.772 metrik ton – 33% lebih rendah dibanding hasil panen tahun lalu dan terendah sejak 2009. Penduduk yang memerlukan bantuan pangan naik 60% dibanding krisis pangan tahun lalu.

Curah hujan yang kacau dan kekeringan akibat perubahan iklim dan pemanasan global menjadi penyebab utama krisis pangan ini. Faktor lain adalah kekurangan sumber daya pertanian seperti pupuk dan bibit tanaman, berkurangnya lahan pertanian, kurangnya penerapan teknologi pertanian dan diversifikasi pangan.

Guna memenuhi meningkatnya kebutuhan pangan, WFP dan mitra akan melakukan distribusi pangan ke seluruh wilayah. Bantuan pangan ini berasal dari bahan makanan impor termasuk biji-bijian dan minyak goreng.

WFP juga akan memberikan bantuan langsung tunai ke penduduk yang wilayahnya memiliki pasar, sehingga penduduk bisa menggunakan dana tersebut sesuai kebutuhan mereka.

Wilayah yang paling parah terkena dampak kelaparan ini adalah Masvingo, Matabeleland Utara dan Selatan, sebagian wilayah Mashonaland, Midlands dan Manicaland.

Dalam siaran persnya, WFP menyatakan, pihaknya akan memberikan bantuan pangan hingga Maret tahun depan namun dari anggaran yang diperlukan sebesar US$119 juta, Program Pangan PBB ini masih kekurangan dana sebesar US$87 juta.

Redaksi Hijauku.com