Penyebab kenaikan air laut pada masa lampau terungkap melalui penelitian menggunakan model perubahan iklim dan es.
Fenomena yang dinamakan “saddle-collapse” ini terjadi dua kali yaitu pada 14.600 dan 8.200 tahun yang lalu. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah “Nature”, Rabu (11/7).
Menggunakan model perubahan iklim, Dr Lauren Gregoire dan tim dari School of Geographical Sciences, Bristol, berhasil mengungkap peristiwa yang menyebabkan kubah-kubah es di Amerika Utara pecah yang kemudian memicu mencairnya dan terciptanya wilayah bebas es di Amerika Utara.
Bukti dari peristiwa ini ditemukan dari dasar lautan dan fosil terumbu karang; namun penyebab pecahnya kubah-kubah es setebal 3 km ini hingga saat ini belum diketahui dan masih menjadi perdebatan.
Kubah-kubah es ini terbentuk di wilayah yang memiliki curah salju tinggi seperti di wilayah Pegunungan Rocky (Rocky Mountains) yang bersama dengan wilayah yang lebih rendah (the saddles) membentuk lapisan-lapisan es ini.
Menjelang berakhirnya abad es (ice age), iklim di bumi menghangat. Fenomena ini memercepat mencairnya es termasuk di wilayah-wilayah di antara kubah-kubah es ini, memicu lingkaran setan (vicious circle) yang menyebabkan es di wilayah yang lebih rendah – yang suhunya lebih hangat – mencair.
Semua kubah-kubah es ini akhirnya mencair dalam waktu kurang dari 500 tahun. Es di wilayah yang lebih rendah akhirnya hilang dan hanya es di atas kubah, di puncak-puncak pegunungan, yang masih tersisa.
Es yang mencair ini akhirnya masuk ke samudra yang memicu kenaikan air laut setinggi 9 m dalam 500 tahun, 14.600 tahun yang lalu dan setinggi 2,5 m, 8.200 tahun yang lalu.
Dr Gregoire, yang memimpin penelitian ini menyatakan: “Kami tidak mengira model penelitian kami akan menemukan kenaikan air laut yang sedemikian tinggi. Namun kami sangat senang ternyata model kami mencerminkan kejadian yang sesungguhnya!”
Model penelitian ini tidak hanya menjawab penyebab kenaikan air laut namun juga mengungkap hubungan antara es dan perubahan iklim. Hal ini sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini dimana konsentrasi CO2 di atmosfer terus meningkat, memicu efek gas rumah kaca dan pemanasan global.
Redaksi Hijauku.com
Leave A Comment