Lembaga kesehatan PBB mengklasifikasikan ulang asap buangan mesin disel sebagai bahan yang positif menyebabkan kanker.
Sebelumnya, selama lebih dari satu dekade, asap buangan mesin disel masih dikategorikan sebagai bahan yang “bisa menyebabkan kanker pada manusia” (probably carcinogenic to humans).
Kemarin (12/6), lembaga kesehatan PBB, The International Agency for Research on Cancer (IARC), yang bernaung di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengklasifikasikan ulang asap mesin disel sebagai bahan yang positif “menyebabkan kanker” (carcinogenic to humans).
Kesimpulan ini diperoleh setelah IARC mengadakan diskusi dengan para ahli internasional dan menemukan bukti-bukti yang cukup bahwa gas buang mesin disel meningkatkan risiko terkena penyakit kanker paru-paru (lung cancer).
“Dari bukti ilmiah dan kesimpulan para ahli, tidak diragukan lagi bahwa asap buangan mesin disel memicu kanker paru-paru,” ujar Dr. Christopher Portier, yang memimpin kajian ini. “Karena berdampak negatif bagi kesehatan, tingkat polusi mesin disel di seluruh dunia harus dikurangi,” tuturnya.
Menurut IARC, setiap hari, jumlah penduduk yang terpapar asap mesin disel di seluruh dunia sangat besar.
Di Indonesia, angkutan umum bermesin disel yang sudah tidak layak beroperasi masih memenuhi jalan-jalan di kota-kota besar di seluruh Tanah Air, terutama di Jakarta. Bus, metromini dan bajaj karatan dengan asap tebal masih tetap dibiarkan beroperasi.
Menurut IARC, selain dari alat transportasi seperti bus dan metromini, penduduk juga terpapar polusi mesin disel dari moda transportasi yang lain seperti kereta api disel, kapal yang menggunakan mesin disel dan dari pembangkit listrik tenaga disel.
Bukti-bukti ilmiah yang menyebutkan bahaya asap buangan mesin disel, menurut catatan IARC, sudah sangat banyak. Untuk asap buangan mesin bensin, kesimpulan para peneliti di IARC belum berubah sejak 1989. Para peneliti masih mengklasifikasikan asap buangan mesin bensin sebagai “bisa menyebabkan kanker pada manusia” (possibly carcinogenic to humans).
IARC meminta pemerintah dan pembuat kebijakan untuk memerhatikan temuan ini dan bekerja sama dengan produsen mesin disel menetapkan standar emisi gas buang mesin-mesin disel, sehingga bisa mengurangi risiko mesin disel bagi kesehatan.
Dengan menetapkan standar emisi gas buang mesin-mesin disel dan bensin, pemerintah juga bisa membantu memerlambat perubahan iklim dan pemanasan global.
Redaksi Hijauku.com
Leave A Comment