Berbagai hasil penelitian semakin menguatkan pendapat bahwa alga adalah sumber energi alternatif terbaik di dunia.
Penelitian pertama mengenai potensi alga sebagai sumber energi dilakukan oleh para peneliti di Universitas Rutgers.
Saat ini, dengan bantuan banyak peneliti dari universitas lain, informasi mengenai kemungkinan menghasilkan energi alternatif dari alga, besaran biaya produksinya, produk-produk sampingan yang dihasilkan dan dampaknya terhadap lingkungan, telah tersedia.
Salah satu peneliti yang menekuni alga selama bertahun-tahun adalah Dr. Paul Falkowski. Sebagaimana dikutip dalam situs Bionomicfuel, Dr. Falkowski meneliti kemungkinan alga sebagai sumber energi alternatif secara lebih efektif dan murah. Ia juga meneliti kemungkinan untuk mengekstrak minyak dari alga sebagai bahan baku biodiesel.
Peneliti lain Dr. Mark Venable, Kepala Jurusan Biologi di Appalachian State University di North Carolina, juga meneliti manfaat alga sebagai sumber energi.
Dr. Venable memiliki laboratorium yang meneliti lemak (lipids) atau minyak termasuk yang terkandung secara alami dalam alga.
Professor Venable dan mahasiswanya, menjalankan beberapa proyek penelitian yang menarik termasuk bagaimana cara menghasilkan minyak lebih banyak alga dengan biaya yang lebih murah. Mereka juga meneliti perubahan metabolis di alga yang menjadi kunci proses produksi minyak dari tanaman ini.
Budidaya biomassa dari tanaman alga yang dikenal dengan nama Algaculture, kemungkinan bisa menjadi solusi kebutuhan energi pada masa datang yang bisa mengurangi emisi karbon dan risiko pemanasan global.
Bakteri pada Alga kemungkinan akan menjadi sumber energi terbaik pada masa datang. Kandungan minyak dalam Alga bisa mencapai lebih dari 50%, yang bisa digunakan sebagai bahan baku biodiesel.
Alga menawarkan banyak manfaat dibanding sumber energi terbarukan lain seperti jagung dan kedelai yang digunakan sebagai bahan baku biofuel.
Jagung dan kedelai adalah tanaman pangan, sehingga bisa mengancam ketersediaan pangan bagi masyarakat miskin di berbagai negara. Untuk mengembangkan jagung dan kedelai juga diperlukan lahan yang subur yang jumlahnya semakin langka di dunia.
Alga bisa dikembangkan di mana saja, di selokan bahkan di laut. Proses produksi alga sangat efisien, murah serta mengandung energi dan minyak dalam jumlah besar.
Dalam proses pertumbuhannya, alga menyerap karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar dan bisa tumbuh di segala jenis air, bahkan air limbah. Alga hanya memerlukan sinar matahari untuk tumbuh dan hanya perlu waktu beberapa jam untuk bisa memroduksi kembali energi.
Alga tidak beracun dan tidak mengandung sulfur sehingga ramah lingkungan dan mudah didaur ulang secara biologis. Hal ini semakin menjadi alasan mengapa alga bisa menjadi solusi terbaik bagi krisis energi pada masa datang.
Para peneliti saat ini terus bekerja keras untuk mewujudkan potensi-potensi tersebut untuk mengurangi ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil yang tidak hanya mencemari dunia dan merusak lingkungan namun juga memicu perubahan iklim dan pemanasan global.
Redaksi Hijauku.com
Saya pernah baca artikel di majalah Trubus, ada seorang profesor di Indonesia yang sudah memproduksi BBM dari Alga & hasil bahan BBM ini cukup memuaskan.
Terima kasih Dina atas informasinya. Berarti Indonesia tidak ketinggalan, mari kita kembangkan terus, potensi Indonesia sangat besar karena memiliki garis pantai yang sangat panjang.
adakah referensi panduan atau buku yang menjelaskan bagaimana teknik budidaya alga ini?
dan dimana sy bisa mendapatkannya?
— terima kasih banyak sebelumnya
Saya mencoba untuk terlibat didalam usaha mengembangkan informasi di bidang energi. Informasi energi ini adalah upaya untuk menyelamatkan kelangsungan energi yang ramah lingkungan. Sukses ya . Salam