Lembaga pangan PBB menyeru tiga negara untuk melestarikan wilayah hutan jati alami yang luasnya saat ini terus berkurang.

Dalam siaran pers yang diterbitkan kemarin (27/3), Organisasi Pangan PBB (FAO) meminta tiga negara untuk memerbaiki praktik pengelolaan hutan jati mereka untuk menjaga kualitas dan pasokan kayu yang bersumber dari alam ini.

Hutan jati alami hanya tumbuh di empat negara yaitu: India, Laos, Myanmar dan Thailand. Menurut penelitian yang dilakukan oleh FAO, luas wilayah hutan jati alami dan kualitas kayu di tiga negara pertama yang disebut – kecuali Thailand – terus menurun.

Kayu jati telah lama dikenal sebagai kayu yang memiliki nilai tertinggi di dunia. Antara tahun 1992 hingga 2010, Laos telah kehilangan 68.500 hektar hutan jati alaminya, sementara India kehilangan 2,1 juta hektar dan Myanmar 1,1 juta hektar.

Upaya Thailand melarang penebangan hutan alami yang diberlakukan sejak 1989, telah membantu pemulihan kembali hutan jati alami yang luasnya kini bertambah 2,9 juta hektar pada periode yang sama.

Walter Kollert, ahli kehutanan FAO menyatakan, produksi kayu jati dari hutan alami akan semakin langka karena pembalakan liar dan persaingan dengan sumber daya alam yang lain. Sehingga langkah untuk menjaga dan melestarikan hutan jati alami sangat penting.

“Tren kualitas dan volume pasokan kayu jati alami terus menurun. Hutan jati alami bisa kehilangan sumber-sumber genetik yang berharga,” ujar Kollet. “Negara perlu merancang dan menerapkan program guna melestarikan sumber genetik dari kayu jati alami ini.”

Penelitian FAO di 60 negara beriklim tropis menemukan – berbeda dengan tren penurunan luas wilayah di hutan-hutan jati alami – luas wilayah hutan jati buatan terus bertumbuh.

Karena tingginya permintaan, sektor swasta di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin banyak berinvestasi, mengembangkan hutan jati buatan ini.

“Walau waktu untuk memanen kayu jati relatif panjang, antara 20 hingga 80 tahun, namun tanaman ini bisa menjadi tabungan yang bisa membantu keluarga menyokong kehidupan mereka dan anak-anak mereka pada masa datang,” ujar Kollert.

Saat ini, Asia adalah produsen kayu jati terbesar di dunia. Lebih dari 90% kayu jati dunia berasal dari wilayah ini.

India menguasai 39% luas wilayah hutan jati buatan ini. Sebelas dari 14 negara menyebut India sebagai pemasok utama kebutuhan kayu jati mereka. Kesebelas negara ini menyerap 70-100% produk-produk jati ekspor.

Laporan ini juga menyebutkan, Myanmar, India dan Indonesia, hingga saat ini terus menjadi pemasok kayu jati dengan kualitas terbaik (premium). Namun jumlah pasokan dari ketiga negara ini dikhawatirkan akan terus turun di masa mendatang. Saatnya untuk menjaga kualitas dan kelestarian genetik hutan jati kita.

Redaksi Hijauku.com