Masalah kesehatan tidak hanya bersumber dari polusi luar ruangan tapi juga dari polusi dalam ruang. Saatnya untuk berhati-hati.

Informasi dari situs resmi EPA (Environmental Protection Agency) menyebutkan, sumber utama polusi dalam ruang adalah kandungan gas-gas dan partikel di udara.

Hal ini terjadi karena rumah atau bangunan tidak memiliki ventilasi yang memadai sehingga menghalangi udara luar masuk. Udara luar ini berfungsi untuk menyerap emisi yang berasal dari sumber polusi dalam ruang maupun luar ruang.

Kondisi suhu tinggi dan kelembapan udara juga bisa meningkatkan konsentrasi polusi dalam ruang ini.

Sumber polusi dalam ruang, terutama polusi dalam rumah, sangat beragam. Diantaranya adalah efek pembakaran minyak, gas, batu bara juga pembakaran rokok atau produk-produk tembakau.

Di Indonesia, masih banyak masyarakat miskin di pedesaan yang menggunakan kayu sebagai alat untuk memasak. Kayu bakar menghasilkan asap atau polusi dalam ruang, memicu gangguan kesehatan.

Bahan bangunan, peralatan rumah tangga, perabot ruangan, penyekat berbahan asbes, karpet yang basah atau lembab, produk-produk perawatan dan pembersih rumah, hingga produk perawatan tubuh juga berpotensi menyumbang polusi dalam ruang.

Sumber polusi lain adalah sistem pendingin dan pemanas, pelembab udara, pembasmi serangga serta polusi dari luar ruangan.

Bahaya polusi dalam ruang tergantung dari jumlah paparan dan jenis polutannya. Dalam beberapa kasus, faktor perawatan dan usia barang juga turut menentukan tingkat polusinya. Contoh, kompor yang terawat baik menghasilkan polusi karbon monoksida yang jauh lebih rendah dibanding kompor yang tidak dirawat.

Produk-produk pengharum ruangan, bahan bangunan serta perabotan bisa menjadi sumber polusi yang berkelanjutan.

Aktifitas di dalam rumah seperti merokok, menggunakan kompor dan perapian, cairan pembersih kimiawi dan pembasmi serangga juga menimbulkan polusi dalam jangka panjang.

Untuk mengatasinya, kita bisa memanfaatkan sistem ventilasi alami dan ventilasi mekanis guna mengeluarkan polusi dari dalam ruangan.

Ventilasi mekanis bisa dipasang di dapur, kamar mandi atau kamar tidur yang memerlukan sistem pembuangan udara.

Sedangkan di sistem ventilasi alami, udara akan mengalir dari jendela atau pintu yang terbuka. Pergerakan udara ini dipicu oleh perbedaan suhu udara dalam ruang dan luar ruang, juga didorong oleh angin.

Jika pertukaran udara bersih dan kotor melalui cara alami maupun cara mekanis ini terganggu, maka tingkat polusi dalam ruang akan terus meningkat.

Dampak negatif polusi dalam ruang bisa dirasakan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Dampak negatif jangka pendek meliputi iritasi mata, hidung dan tenggorokan, sakit kepala, pusing, kelelahan, inveksi virus seperti flu, hingga asma. Efek jangka pendek ini tergantung pada dua faktor penting yaitu faktor usia dan riwayat kesehatan. Sementara dampak jangka panjang meliputi gangguan sistem pernafasan, penyakit jantung dan kanker.

Semua dampak negatif tersebut bisa dicegah dan diatasi dengan meningkatkan kualitas udara dalam ruang, dengan cara mencegah paparan polusi dan menghilangkan sumber polusinya.

Redaksi Hijauku.com