Dalam laporan yang diterbitkan April lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan tingkat emisi gas rumah kaca di 52 institusinya yang mempekerjakan lebih dari 200,000 pegawai.

Langkah itu sebagai bagian dari upaya mengurangi jejak karbon organisasi dunia tersebut. Laporan yang disusun bekerja sama dengan Program Lingkungan PBB (United Nations Environment Programme, UNEP) ini menyatakan, pada 2009, secara total PBB menghasilkan 1,7 juta ton karbon dioksida atau 8.3 ton gas rumah kaca per kapita.

Lebih dari 50% emisi yang dihasilkan PBB berasal dari perjalanan udara (4,1 ton per kapita) yang jadi masalah terbesar bagi PBB jika mereka ingin mengurangi jejak karbonnya. Sekitar 37% emisi lain berasal dari gedung dan 13% dari kendaraan bermotor.

Laporan yang berjudul “Moving Towards a Climate Neutral UN” ini dipresentasikan di depan Badan Koordinasi Eksekutif PBB (UN Chief Executives Board of Coordination) di Nairobi, Kenya saat Sekjen PBB, Ban Ki-moon, bertemu dengan semua eksekutif lembaga PBB, lembaga donor dan pelaksana program.

Laporan tersebut memberikan data terkini implementasi “Climate Neutral Strategy” PBB yang disetujui pada Oktober 2007 sebagai bagian dari upaya “menghijaukan” PBB.

Strategi ini mengharuskan setiap badan PBB memperkirakan dan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka serta menganalisis biaya penerapannya.

Kalkukasi emisi dalam laporan ini didasarkan pada Protokol Gas Rumah Kaca (Greenhouse Gas Protocol), sebuah metodologi yang telah digunakan secara luas dan dikembangkan oleh World Resources Institute serta World Business Council for Sustainable Development.

Laporan gas rumah kaca PBB meliputi semua aktifitas yang didanai langsung oleh PBB, seperti fasilitas pendingin dan pemanas ruangan serta perjalanan pegawai. Kalkulator Emisi Karbon milik Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization) digunakan untuk menghitung sumbangan transportasi udara terhadap total emisi gas rumah kaca PBB.

Laporan itu memberikan gambaran upaya berkelanjutan yang dilakukan oleh PBB dan staff mereka di seluruh dunia untuk mengurangi emisi karbon dioksida. Temuan-temuan dalam laporan ini termasuk:

– Program Lingkungan PBB (UNEP) yang sudah bebas karbon sejak 2008, menjadi organisasi PBB pertama yang mengeluarkan Strategi Pengurangan Emisi (Emission Reduction Strategy) tahun lalu, termasuk target pengurangan emisi sebesar 3% per tahun pada 2010-12 (dari level tahun 2009). Penerapan efisiensi ini bisa menghemat dana UNEP sebesar US$800.000 per tahun.

– Pada 2010, UNEP menerbitkan laporan berjudul “Sustainable Travel in the UN” yang memberikan masukan ke badan-badan PBB mengenai cara mengurangi emisi dari perjalanan pegawai dan operasional gedung, sesuai dengan panduan UNEP mengenai gedung ramah lingkungan, sistem pengadaan barang (procurement) dan cara menggelar rapat yang ramah alam.

– Operasi perdamaian menyumbang lebih dari separuh jumlah total emisi gas rumah kaca PBB. Pada 2010, program penghijauan PBB melatih pasukan perdamaian cara untuk membangun markas hijau dan menggunakan panel surya.

– Kantor PBB di Jenewa menyarankan para pegawainya untuk menggunakan air keran sebagai ganti air botol, menciptakan kantin yang lebih ramah lingkungan dan menyediakan sarana transportasi yang ramah alam. Di New York, para pegawai bekerja sama memromosikan penggunaan lampu hemat energi sementara di Beijing, para staff berencana mengurangi konsumsi energi di setiap kantor.

– Bank Dunia sudah memulai program penghematan sumber daya di kantor-kantor mereka di AS. Dari 2008-09, mereka telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 7%, sampah hingga 8% dan konsumsi kertas hingga 15% .

– Situs baru – Greening the Blue/greeningtheblue.org – diluncurkan oleh Sekjen PBB pada Juni, 2010. Situs ini mengabarkan upaya-upaya menghijaukan PBB yang kini tengah berlangsung. September tahun lalu, situs ini menjadi “Situs Terbaik” pada penghargaan Clarion Awards yang diselenggarakan oleh International Visual Communications Association.

Dari semua kesuksesan yang telah diraih, masih banyak upaya yang harus dilakukan guna menerapkan Strategi Ramah Lingkungan PBB (UN’s Climate Neutral Strategy) secara utuh.

Pengembangan dan adaptasi Strategi Pengurangan Emisi bagi seluruh organisasi PBB menjadi prioritas utama seperti yang tercantum dalam laporan.

Di dalamnya termasuk upaya untuk mengurangi emisi dan mendata gas-gas rumah kaca, plus aspek-aspek lain seperti pemanfaatan kertas daur ulang dan penerapan sistem pengadaan barang yang ramah lingkungan.

Banyak organisasi PBB yang telah menghitung manfaat finansial dari upaya pengurangan emisi ini. Namun butuh investasi jangka pendek untuk meraih manfaat jangka panjang.

Satu badan PBB memperkirakan, investasi peralatan konferensi video (video-conferencing equipment) membutuhkan dana sebesar US$3,3 juta. Namun investasi itu bisa mengurangi biaya perjalanan udara sebesar 10%, menghemat US4,6 juta per tahun dan mengurangi 1.225 ton emisi karbon dioksida.

Redaksi Hijauku.com