Depok, 3 Juli 2025 – Climate Rangers Jakarta berkolaborasi dengan Enter Nusantara dan BEM FMIPA UI 2025 menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Penguatan Peran Orang Muda dalam Percepatan Transisi Energi Berkeadilan di Jakarta” di FMIPA UI, Depok. Diskusi ini menyoroti bahwa saat ini pemerintah cenderung menggalakkan proyek energi terbarukan skala besar dalam melakukan transisi energi. Meskipun pendekatan ini berpotensi mempercepat transisi energi, namun beberapa proyek justru memperkuat ketidakadilan yang sudah ada, bahkan menimbulkan masalah baru dalam implementasinya.

“Pemerintah menghadapi banyak pekerjaan rumah dalam menjamin transisi energi yang berkeadilan. Tantangan utamanya terletak pada kecenderungan pemerintah yang fokus pada pengembangan proyek skala besar. Pendekatan ini perlu menjadi catatan bersama karena potensi masalah baru yang akan timbul dari implementasinya. Sebagai contoh, proyek skala besar sering memerlukan area lahan yang luas sehingga berpotensi menyebabkan deforestasi, gangguan ekosistem, dan relokasi masyarakat,” jelas Muhammad Ridho Alfarabi, Ketua BEM FMIPA UI 2025.

“Tantangan lain yang perlu segera dibenahi oleh pemerintah adalah minimnya pelibatan masyarakat terutama orang muda dalam seluruh tahapan proyek. Sebagai contoh, pada proyek skala besar, seperti PLTA di Danau Poso, Sulawesi. Masyarakat termasuk orang muda belum dilibatkan dalam sosialisasi dan pengambilan keputusan terkait pembangunan pembangkit tersebut. Akibatnya, meskipun masyarakat berada di dekat sumber energi terbarukan, kehadiran PLTA tersebut justru merusak lingkungan dan mengganggu mata pencaharian mereka. Kondisi ini menegaskan bahwa tanpa partisipasi publik yang bermakna, proyek skala besar cenderung gagal mengatasi masalah utama (seperti keterbatasan akses listrik), bahkan dapat memicu masalah baru (seperti hilangnya mata pencaharian),” jelas Dwi Tamara, Manajer Riset dan Advokasi Climate Rangers Jakarta. “Untuk mengatasi berbagai ketidakadilan tersebut, pemerintah perlu meninggalkan model pengembangan energi saat ini yang memprioritaskan proyek skala besar,” tegasnya.

“Energi terbarukan berbasis komunitas dapat menjadi alternatif untuk menggantikan proyek skala besar. Berdasarkan pengalaman kami, pendekatan ini terbukti memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat. Sebagai contoh, pemasangan panel surya di Masjid Al Muharram, Bantul, Yogyakarta berhasil mengatasi ketimpangan yang sering terjadi di sektor energi, seperti pemadaman listrik. Sebelumnya, wilayah sekitar masjid sering mengalami pemadaman listrik hingga 3-4 hari sekali dalam sepekan. Akibatnya, berbagai kegiatan masjid menjadi terganggu. Dengan adanya panel surya, masjid tersebut kini memiliki sumber energi cadangan terutama saat terjadi pemadaman sehingga kegiatan masjid (seperti pengajian) tetap dapat berjalan lancar,“ ungkap Reka Maharwati, Koordinator Enter Nusantara.

Narahubung

Dwi Tamara, Manajer Riset dan Advokasi Climate Rangers Jakarta

Email: dwi@climaterangers.or.id

Mobile: +62 812 2044 7602

 

Tentang Climate Rangers Jakarta

Climate Rangers (CR) Jakarta adalah sebuah komunitas lingkungan hidup yang dipimpin dan beranggotakan orang muda dari Kota Jakarta dan sekitarnya. CR Jakarta telah didirikan sejak 2017 dan merupakan bagian dari aliansi CR nasional yang tersebar di 15 kabupaten/kota. CR Jakarta memiliki visi mewujudkan keadilan iklim antargenerasi di Indonesia. Visi ini berangkat dari semakin parahnya krisis iklim yang berdampak pada semakin berkurang atau bahkan hilangnya akses generasi mendatang terhadap sumber daya dan kondisi alam yang mampu mendukung kehidupan manusia. Keadilan iklim antargenerasi menuntut generasi sekarang untuk dapat melindungi opsi, akses, dan kualitas sumber daya serta kondisi alam pada saat ini agar dapat dinikmati oleh generasi berikutnya di masa mendatang