Bupati Raja Empat di Koperasi Embun - Nugroho Arief Prabowo - TNCData hasil tangkapan nelayan di Misool dan Kofiau menunjukkan bahwa ikan tenggiri dan ikan bubara merupakan jenis ikan yang paling banyak ditangkap oleh nelayan. Transportasi, insfrastruktur dan akses pasar sering menjadi kendala bagi nelayan untuk menjual hasil tangkapannya. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan sebuah kegiatan peningkatan kapasitas dalam hal pengolahan hasil perikanan. The Nature Conservancy (TNC) bersama BLUD UPTD KKP Raja Ampat dan Klasis Raja Ampat Selatan kemudian menginisiasi pendampingan kelompok ibu-ibu yang tergabung dalam Koperasi Embun untuk mengembangkan produk olahan hasil laut yang salah satunya adalah abon ikan.

Kantor koperasi ini terletak di Kampung Limalas, Distrik Misool Timur, Kabupaten Raja Ampat dan sebagian besar anggota koperasi ini adalah ibu-ibu. Namun adanya keterbatasan keterampilan dan pengetahuan pengolahan hasil perikanan menjadi produk perikanan menjadi kendala bagi para anggota koperasi untuk mengembangkan kegiatannya.

Di bulan April 2015, TNC memfasilitasi 5 orang ibu-ibu dari Koperasi Embun untuk kunjungan belajar di Makassar dan Kabupaten Bantaeng yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dalam hal mengolah produk hasil laut.

“Harapannya koperasi ini nantinya merupakan titik awal pemberdayaan masyarakat yang ada di Misool dan Kofiau, yang kemudian berkembang menjadi tempat kegiatan produksi dan pengolahan hasil-hasil perikanan secara berkelanjutan,” jelas Lukas Rumetna, Papua Bird’s Head Portfolio Manager TNC.

Kunjungan belajar di Makassar dan Bantaeng memberikan banyak pengetahuan bagi ibu-ibu. Kemudian mereka mengembangkan produk andalan yaitu abon ikan tenggiri dan abon ikan bubara. Kedua jenis ikan ini memiliki tekstur yang cocok untuk bahan abon, selain itu ikan tenggiri dan ikan bubara merupakan jenis ikan yang paling banyak ditangkap oleh nelayan di Misool karena populasinya yang paling menonjol dari jenis ikan lainnya.

Hasil produksi abon ikan tenggiri dan ikan bubara dari Koperasi Embun kini sudah bisa dipasarkan kepada konsumen. Untuk menjamin agar abon ikan ini bisa diterima oleh kosumen secara luas, produksi abon ikan ini telah dilengkapi dengan ijin dari Dinas Kesehatan dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia Kota Sorong. “Kegiatan pengolahan abon ikan ini sangat membantu dalam meningkatkan potensi ekonomi masyarakat disini,” kata Anjelina Mjam, anggota Koperasi Embun.

Upaya mengembangkan usaha pengolahan abon ikan sejalan dengan upaya pemanfaatan sumber daya laut yang bijak, lestari dan berkelanjutan. Anggota Koperasi Embun bersama masyarakat Kampung Limalas juga telah mendeklarasikan sembilan kesepakatan yang mendukung upaya konservasi. Salah satu kesepakatan itu adalah “BAHAN BAKU OLAHAN PRODUK PERIKANAN HARUS DITANGKAP DENGAN ALAT YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN TIDAK MERUSAK”.

“Kegiatan produksi abon ikan ini merupakan sebuah langkah yang positif. Abon ikan ini bisa menjadi oleh-oleh ciri khas Raja Ampat. Kami sangat mendukung upaya peningkatan ekonomi masyarakat pesisir yang tetap mengedepankan prinsip-prinsip konservasi, sehingga alam Raja Ampat senantiasa terpelihara dan memberikan manfaat hingga generasi mendatang,” ujar Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati.
Pembelajaran yang diperolah dari praktik ini semakin memberikan keyakinan bahwa apabila sebuah kawasan konservasi dikelola dengan baik maka kawasan konservasi tersebut akan mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

***

Sekilas tentang TNC di Raja Ampat

Setelah pada tahun 2002 melakukan sebuah kajian ekologi kelautan yang disebut Rapid Ecological Assessment (Kajian Ekologi Cepat) di wilayah perairan Raja Ampat bersama para Ahli Kelautan Dunia, The Nature Conservancy (TNC) Indonesia secara resmi hadir melalui program Konservasi Laut di kawasan ini, khususnya di Misool dan Kofiau, pada tahun 2003.

Program utama TNC di Raja Ampat terdiri dari : (a) Monitoring Keanekaragaman Hayati Laut; (b) Pengawasan/Patroli Masyarakat melalui Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS); (c) Penjangkauan Masyarakat yang mencakup Pendidikan dan Penyadaran, Penguatan Kapasitas Kelembagaan Lokal dan Sumberdaya Manusia, Penguatan Kearifan Tradisional melalui ‘SASI’; (d) Kebijakan dan Kemitraan.

Melalui sebuah kemitraan yang kuat dengan Pemerintah Kabupaten dan Masyarakat Raja Ampat serta para pihak lainnya, program-program TNC di Kabupaten Raja Ampat mengacu kepada sebuah pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dengan mempertahankan habitat dan keanekaragaman hayati yang ada di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Raja Ampat dan memberikan jaminan ekonomi dan kesejahteraan kepada masyarakat lokal di masa yang akan datang.

Untuk juru bicara dari TNC di Raja Ampat adalah:
1. Bp. Lukas Rumetna (Papua Bird’s Head Portfolio Manager/ email: lrumetna@tnc.org)
2. Nugroho Arif Prabowo (Koordinator Komunikasi TNC Raja Ampat/ email: nprabowo@tnc.org)