Mirrors for solar power - Langalex - Flickr (500x333)Revolusi energi bersih terus berlanjut. Negara-negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar menjadi pelopornya. China, Amerika Serikat dan Jepang memimpin revolusi bersih ini. Kondisi ini terungkap dalam laporan “Renewable Energy Policy Network for 21st Century” atau yang dikenal dengan nama REN21.

Laporan ini menyatakan bahwa negara-negara dunia kini memberikan dukungan yang belum pernah mereka berikan sebelumnya terhadap energi bersih. Proses adopsi energi bersih ini didukung oleh teknologi energi bersih yang sudah mulai matang.

Dalam laporan ini terungkap China, AS, Brasil, Kanada dan Jerman menjadi negara dengan kapasitas energi terbarukan terbesar hingga akhir 2013. Sebanyak 95 negara berkembang saat ini telah memiliki kebijakan yang mendukung perkembangan energi bersih, naik dari hanya 15 negara pada 2005. Yang mengagumkan, energi terbarukan saat ini menyumbang lebih dari 56% kapasitas energi dunia tahun lalu.

China, AS, Jepang, Inggris dan Jerman menjadi negara dengan investasi di energi dan bahan bakar terbarukan terbanyak. Khusus di Jepang investasi energi dan bahan bakar terbarukan meningkat hingga 80%.

Energi surya menjadi sumber energi yang memeroleh investasi terbesar yaitu 54% dari total investasi di energi dan bahan bakar terbarukan senilai total US$113,7 miliar. Lapangan kerja – langsung maupun tidak langsung – yang tercipta dari energi terbarukan juga menggembirakan, mencapai 6,5 juta sebagaimana dilaporkan Hijauku.com sebelumnya.

Fakta ini membuka peluang bagi negara yang hingga saat ini menjadi penghasil polusi iklim terbesar seperti China dan AS memimpin peralihan ke ekonomi yang bersih dan ramah alam.

Data dari Bank Dunia menunjukkan, sumber energi China 79% masih dikuasai atau berasal dari batu bara, 1,8% dari gas alam, 0,2% dari minyak, 14,8% dari PLT Air, 2,2% dari energi terbarukan dan 1,8% dari nuklir. Akses energi (jumlah penduduk yang menikmati energi) China mencapai 99,8%.

Sumber energi Amerika Serikat sebanyak 43,3% berasal dari batu bara, 24,2% dari gas alam, 0,9% dari minyak, 7,4% dari PLT Air, 4,8% dari energi terbarukan dan 19% dari nuklir. Data akses energi AS tidak tersedia.

Sekedar untuk perbandingan sumber energi Indonesia misalnya, sebanyak 44,4% berasal dari batu bara, 20,3% dari gas alam, 23,2% dari minyak, 6,8 dari PLT Air, 5,2 dari energi terbarukan dengan akses energi sebesar 72,9%.

Dunia akan menilai apakah langkah mereka ini hanya basa-basi (greenwashing) atau sebuah pelopor menuju bumi yang damai dan lestari.

Redaksi Hijauku.com