Palembang menjadi kota pesisir di Indonesia yang paling rentan menderita kerugian akibat banjir dan kenaikan air laut. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru Bank Dunia dan OECD yang dirilis Senin (19/8).
Penelitian yang dipimpin oleh ekonom Bank Dunia, Stephane Hallegatte ini menyatakan, kerugian rata-rata akibat banjir yang diderita kota-kota besar dunia akan melonjak dari $6 miliar per kota per tahun pada 2005 menjadi $52 miliar per kota per tahun pada 2050 dengan memertimbangkan faktor sosial dan ekonomi termasuk peningkatan populasi dan nilai properti.
Dan jika kota-kota dunia tidak mengambil langkah mengurangi risiko banjir dan kenaikan air laut, menurut Bank Dunia, kerugian secara global akibat kenaikan air laut, tenggelamnya wilayah dan banjir akan mencapai $1 triliun per tahun.
Kota Palembang di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia, bersama sejumlah kota Asia lain, tercatat dalam 10 kota dunia yang paling berisiko terdampak bencana banjir dan kenaikan air laut berdasarkan skala Produk Domestik Bruto. Skala ini memerhitungkan jumlah populasi, kemampuan ekonomi penduduk dan risiko cuaca ekstrem. Kota Palembang menempati urutan kesembilan di belakang kota Khulna dari Bangladesh (peringkat kedelapan) dan di atas kota Shenzen, China yang berada pada urutan terakhir.
Peringkat risiko tertinggi ditempati oleh kota Guangzhou, China (1), kota New Orleans, Amerika Serikat (2), kota Guayaquil, Ekuador (3), kota Ho Chi Minh City, Vietnam (4), kota Abidjan, Pantai Gading (5), kota Zhanjing, China (6), dan kota Mumbai, India (7).
Kota-kota di wilayah pesisir semakin rentan banjir saat perrmukaan air laut meninggi akibat perubahan iklim dan pemanasan global. Hal ini masih diperparah oleh semakin cepatnya tingkat urbanisasi dan terus menurunnya permukaan tanah akibat pembangunan yang tidak ramah lingkungan, eksploitasi air tanah, beban bangunan dan alih guna lahan.
Menurut Bank Dunia, pertahanan kota-kota pesisir dunia terhadap banjir dan iklim ekstrem yang ada saat ini tidak akan sanggup mengatasi kenaikan air laut. Pada masa datang, banjir akan semakin ekstrem.
Dari 136 kota pesisir dunia yang diteliti, Bank Dunia juga memeringkatkan 10 kota yang akan paling banyak menderita kerugian akibat banjir dan iklim ekstrem. Kota-kota itu adalah : 1) Guangzhou, 2) Miami, 3) New York, 4) New Orleans, 5) Mumbai, 6) Nagoya, 7) Tampa, 8) Boston, 9) Shenzen, and 10) Osaka. Kerugian yang diderita empat kota peringkat teratas mencapai 43% dari perkiraan total kerugian dunia akibat banjir dan kenaikan air laut.
Redaksi Hijauku.com
Leave A Comment