Siaran Pers KOPHI: Bersama Pemuda Lestarikan Cadangan Air

Jakarta, 23 Maret 2013 – Ibukota Jakarta lumpuh akibat luapan air yang menggenangi sebagian besar wilayahnya 17 Januari silam. Sebanyak 40.000 warga terpaksa mengungsi akibat tingginya banjir. Di beberapa lokasi, tinggi banjir mencapai 3 meter. Sebaliknya ketika musim kemarau tiba, banyak wilayah yang kekurangan air akibat keringnya air tanah. Keadaan yang berbanding terbalik ini bukan tanpa penyebab.

Fenomena banjir dan kelangkaan air tanah telah menjadi momok bagi warga Jakarta. Salah satu solusi untuk mengurangi hal tersebut sekaligus untuk menambah cadangan air tanah adalah dengan pembuatan sumur resapan dan biopori. Diantara keduanya, lubang resapan biopori merupakan metode yang paling banyak digunakan karena proses pembuatannya yang mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

Meski pembuatannya terkenal mudah, tidak banyak warga kota yang membutuhkan mengetahui dengan pasti bagaimana cara pembuatannya. Padahal, kemampuan pembuatan lubang tersebut jika dikuasai dan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat dapat meningkatkan kesuburan dan respirasi tanah secara signifikan. Menjawab kebutuhan sosialisasi dan pelatihan tersebut, serta diiringi semangat untuk menjadi bagian dalam pembangunan Jakarta baru, Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) Pusat bergerak ke sekolah-sekolah di sekitaran wilayah Jakarta untuk menyelenggarakan program BioSafari, yakni pelatihan pembuatan lubang Biopori bagi siswa-siswi Jakarta.

Program baru KOPHI ini akan diselenggarakan pertama kali di lapangan sekolah SMA Regina Pacis Jakarta pada Sabtu, 23 Maret 2013 dengan bekerja sama dengan anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Recis. Menurut Pak Heri, Pembina KIR SMA Regina Pacis, pengedukasian biopori pada lingkungan sekolah sangat penting karena dapat menularkan pengetahuan tentang biopori itu sendiri sehingga dapat dilakukan secara kolektif untuk mengurangi dampak banjir. Selain itu, biopori tersebut dapat memelihara lingkungan biotik di sekolah.

Beberapa agenda yang dilakukan seperti permainan lingkungan, pengenalan lubang biopori secara interaktif sehingga siswa dapat ikut aktif bertanya, dan tentunya praktik langsung pembuatan lubang resapan dari materi yang sudah disampaikan. Melalui program Biosafari ini, siswa sekolah diperkenalkan dan dilatih untuk memahami fungsi serta manfaat dari biopori. Diharapkan siswa-siswi yang mengikuti kegiatan Biosafari ini dapat menyebarkan informasi dan ilmu yang telah mereka dapatkan ke teman siswa lainnya serta lebih jauh untuk mempraktikan kembali kegiatan ini di lingkungan sekitar rumah. Paling tidak, KOPHI berharap akan ada 50 lubang resapan baru yang menyumbang cadangan air tanah Jakarta yang dipromotori para siswa.

Seperti yang dikatakan oleh Pak Matheus, Kepala Sekolah SMA Regina Pacis, kebiasaan untuk mencintai lingkungan pada masyarakat masih kurang. Oleh karena itu, dengan ada kegiatan BioSafari ini, dapat membantu menyebarkan semangat peduli lingkungan.

Tanggapan semangat dan dukungan yang diberikan pada program BioSafari ini menunjukan bahwa pemuda serta pelajar di Jakarta adalah bagian dari masyarakat yang sungguh peduli, namun belum terberdayakan. Dan pelatihan yang KOPHI berikan akan menjadi pembuka jendela wawasan mereka untuk mencari tahu lebih dalam, dan berpartisipasi lebih jauh. Pada pemuda, harapan untuk membenahi lingkungan harus tertanam, sebab pemuda adalah pemilik masa depan.

Narahubung: Sri Rizki Kesuma (+62812 8520 1617 / srizkikesuma@gmail.com)

Info mengenai KOPHI:

www.kophi.or.id
www.facebook.com/pemuda.hijau
www.twitter.com/KOPHI_