Perubahan iklim membuka peluang perdagangan antar negara. Tanzania adalah salah satu negara yang bisa meraih manfaat ini.

Kesimpulan ini terungkap dari hasil penelitian ilmuwan dari Stanford University, Bank Dunia (World Bank) dan Purdue University yang diterbitkan dalam jurnal Review of Development Economics, minggu lalu (26/7).

Tanzania adalah salah satu negara berkembang yang bisa meraih manfaat ini dengan meningkatkan ekspor jagung mereka ke Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Negara Afrika yang terkenal dengan wisata Safari dan Gunung Kilimanjaro ini bisa meraih manfaat dari tingginya harga pangan, akibat kondisi pemanasan global dan perubahan iklim.

Dalam beberapa tahun ke depan, negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China dan India diperkiraan akan mengalami dampak kekeringan yang parah. Sementara iklim di Tanzania justru sebaliknya. Tanzania bisa mengekspor jagung ke AS dan negara lain pada saat iklim mereka menguntungkan dan mengimpor bahan pangan saat cuaca di negara mereka tidak mendukung.

“Penelitian ini menggarisbawahi peran penting kebijakan pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim,” ujar Noah Diffenbaugh, Wakil Professor Ilmu Lingkungan di School of Earth Sciences, Stanford University yang turut menyusun laporan ini.

“Kasus di Tanzania cukup menarik karena jika kondisi kekeringan di Afrika Timur terus membaik, sebagaimana diprediksi oleh model perubahan iklim, Tanzania bisa meraih peluang itu dengan menciptakan kebijakan yang mendukung.”

Salah satu kebijakan penting adalah dengan tidak mengetatkan aturan ekspor agar penduduk dan negara bisa meningkatkan kesejahteraan dan memanfaatkan peluang perdagangan saat kondisi iklim Tanzania mendukung.

Dalam penelitian ini juga ditemukan: pada saat AS dan China mengalami kekeringan parah, terdapat 96% kemungkinan Tanzania memiliki kondisi iklim yang lebih baik. Bahkan, jika dibandingkan dengan India, kemungkinan itu naik hingga 97%.

Kondisi ini juga terjadi dengan negara-negara mitra perdagangan Tanzania yang lain di Afrika. Saat negara-negara tersebut mengalami kekeringan, iklim Tanzania akan jauh lebih lembab. Hal ini memungkinkan Tanzania meningkatkan ekspor ke negara-negara tersebut dan menikmati hasil kerja sama perdagangan ini saat kondisi iklim Tanzania tidak mendukung.

Redaksi Hijauku.com