PBB menyeru negara-negara di Asia-Pasifik agar menerapkan kebijakan rendah karbon guna mengurangi kemiskinan dan menjaga pertumbuhan ekonomi.

Hal ini terungkap dalam panduan kebijakan pembangunan (roadmap) PBB yang diluncurkan kemarin (29/5). Panduan kebijakan ini berisi kumpulan strategi guna membantu negara berkembang mengatasi masalah menipisnya sumber daya alam, perubahan iklim dan mendorong penerapan pola pembangunan yang berkelanjutan.

“Negara-negara di wilayah Asia-Pasifik tidak bisa meraih target pembangunan hanya dengan mengandalkan strategi konvensional,” ujar Noeleen Heyzer, Sekretaris Eksekutif Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP).

Panduan yang berjudul “ESCAP Low Carbon Green Growth Roadmap for Asia and the Pacific: Turning resource constraints and the climate crisis into economic growth opportunities” ini mengusulkan lima perubahan pola pembangunan disertai dengan 63 pilihan kebijakan dan 51 contoh sukses pola pembangunan yang berkelanjutan.

Panduan ini menyeru negara untuk melakukan reformasi ekonomi dari sisi regulasi dan tata kelola pemerintahan, serta membangun infrastruktur transportasi, bangunan, desain perkotaan, energi dan pengelolaan limbah yang ramah alam.

Menurut ESCAP, negara-negara di Asia-Pasifik saat ini menggunakan sumber daya tiga kali lipat lebih banyak untuk menghasilkan Produk Domestik Bruto yang nilainya setara dengan negara-negara lain.

“Panduan ini ingin membantu pembuat kebijakan menghapus tukar guling antara krisis ekologis dan pertumbuhan ekonomi, menjadikannya sebagai sinergi untuk mengatasi masalah kelangkaan sumber daya alam, perubahan iklim dan kemiskinan,” ujar Rae Kwon Chung, Direktur Divisi Pembangunan dan Lingkungan Hidup, ESCAP.

Menurut ESCAP, negara-negara berkembang di wilayah Asia-Pasifik harus efisien dalam menggunakan energi dan sumber daya alam akibat dampak perubahan iklim dan menipisnya aset sumber daya alam mereka.

Diperlukan tekad yang kuat dari pemerintah dan kerja sama internasional untuk beralih ke pola pertumbuhan yang rendah karbon dan ramah lingkungan. Konferensi Pembangunan Berkelanjutan (Rio+20) yang akan berlangsung bulan depan di Brasil memberikan peluang untuk menempa kemitraan global menuju pola pembangunan yang berkelanjutan.

Redaksi Hijauku.com