TNI AD dan Komando Pasukan Khusus bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat memulai sosialisasi Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang akan digelar di Pulau Kalimantan.
Setelah sukses dengan Ekspedisi Bukit Barisan di Pulau Sumatra tahun lalu, TNI AD dan Kopassus memulai sosialisasi program Ekspedisi Khatulistiwa 2012, hari ini Rabu, 7 Maret 2012 di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Hadir untuk memberikan sosialiasasi langsung yaitu Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) dan Gumilar Rusliwa Somantri, Rektor Universitas Indonesia.
Menurut Wisnu, tema dari Ekspedisi Khatulistiwa tahun ini adalah “Peduli dan Lestarikan Alam Indonesia.” Kopassus akan bekerja sama dengan elemen TNI, POLRI, dosen, mahasiswa, peneliti dari LIPI beserta elemen pemerintah daerah dan pecinta alam melakukan pemetaan potensi dan kekayaan alam di Pulau Kalimantan.
Kopassus juga akan melakukan patroli di perbatasan Indonesia dan Malaysia untuk mengidentifikasi batas negara dan masalah-masalah lingkungan dan sosial yang ada di perbatasan. “Kopassus akan membuka jalur yang selama ini belum tersentuh oleh masyarakat untuk memetakan kondisi riil lingkungan dan masyarakat di sana,” ujar Wisnu.
Dalam ekspedisi sebelumnya, yaitu Ekspedisi Bukit Barisan 2011 di Pulau Sumatra, Kopassus sebagai pelopor TNI Angkatan Darat dibantu pasukan Komando Strategis (Kostrad) dan para peneliti yang berasal dari LIPI, ITB, UI, Undip, UGM, dan pecinta alam Wanadri organisasi, PMI dan elemen masyarakat lainnya berhasil menelusuri, merekam kekayaan alam dan sosial budaya di Sumatra.
Kopassus dan elemen-elemen lain menjelajahi tujuh gunung di Sumatra yaitu Gunung Leuser (Aceh), Sinabung (Sumatra Utara), Singgalang (Sumatra Barat), Kerinci (Jambi), Seblat (Bengkulu), Dempo (Sumatra Selatan), dan Tanggamus (Lampung). Mereka juga memetakan konservasi satwa liar Harimau Sumatra di Tambling Wildlife Nasional Konservasi (TWNC). “Tahun lalu, kami berhasil menemukan kucing emas atau golden cat yang termasuk satwa endemik di Sumatra,” tutur Wisnu.
Ekspedisi Khatulistiwa ini akan dilaksanakan dari tanggal 3 April hingga 10 Juli 2012, yang akan melibatkan tim ahli kehutanan, tim ahli geologi, tim sosial budaya, tim peneliti flora dan fauna dengan jumlah total personel mencapai 1340 orang.
Kopassus menurut Wisnu juga akan meninjau langsung 60 pos milik Indonesia di perbatasan dengan Malaysia dan melakukan penyusuran wilayah Kalimantan bekerja sama dengan Polri, TNI AL dan TNI AU. Selain mengumpulkan data-data di lapangan, Kopassus juga akan melakukan aksi sosial dan penanaman pohon di wilayah-wilayah kritis.
Seusai melakukan sosialiasasi, Danjen Kopassus dan Rektor UI berkesempatan melakukan penanaman simbolis 2000 pohon hasil sumbangan dari Kopassus di Hutan Kota Universitas Indonesia.
Sehari sebelumnya sebanyak 1950 pohon telah ditanam oleh 120 prajurit Kopassus dari Markas Kopassus di Cijantung yang dipimpin langsung oleh Letnan Kolonel Infantri Rafael Granada Baay, Komandan Detasemen Markas Kopassus berkoordinasi dengan Arman Nefi, Kasubdit Kegiatan Penalaran, K2N dan Pengembangan Soft Skill Mahasiswa Universitas Indonesia.
Menurut Gumilar, penanaman 2000 pohon ini adalah salah satu upaya yang dilakukan UI bersama Kopassus untuk memerlambat efek pemanasan global. “Cara terbaik untuk memerlambat efek pemanasan global salah satunya adalah dengan terus menanam pohon yang akan membantu penyerapan emisi karbon dioksida,” tuturnya.
Menurut Gumilar, Hutan UI yang luasnya mencapai lebih dari 100 hektar memiliki potensi yang sangat besar sebagai paru-paru kota. Untuk itu menurut Danjen Kopassus, “Jika satu pohon tumbang, seribu pohon harus kita tanam.”
Mari peduli dan lestarikan alam Indonesia. Sukses untuk Ekspedisi Khatulistiwa 2012!
Redaksi Hijauku.com
BRAVO !!!
Ikut bersyukur dengan seri Ekspedisi yang luar biasa ini… !