Beragam cara ditempuh untuk mengurangi limbah. Salah satunya adalah dengan menciptakan regulasi kemasan.

Pendekatan ini diadopsi oleh Kementrian Lingkungan Hidup, Perencanaan Fisik dan Konstruksi Kroasia pada 2005 . Selain untuk mengurangi limbah, pendekatan ini juga untuk memopulerkan program daur ulang di masyarakat.

Dengan regulasi ini Kroasia berhasil menciptakan sistem manajemen kemasan dan limbah kemasan yang komprehensif dan efisien yang memberikan landasan hukum bagi masyarakat untuk melakukan pemisahan dan mendaur ulang limbah kemasan.

Menurut peraturan ini, produsen yang produknya menggunakan kemasan harus membayar biaya pengumpulan dan pembuangan kemasan dari produk mereka.

Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk membayar perusahaan pengepul resmi yang akan memisahkan sampah plastik, limbah alumunium, sampah kaleng hingga limbah gelas. Beragam jenis sampah ini kemudian dibawa ke pusat pengolahan sampah yang jumlahnya mencapai 24 buah di Kroasia.

Kroasia juga menciptakan undang-undang efisiensi energi baru pada April 2010, guna memenuhi syarat menjadi anggota Uni Eropa.

Regulasi baru ini memberikan panduan bagi pelaksanaan program efisiensi energi lokal dan nasional, memberikan tekanan pada sektor publik guna mengadopsi praktik manajemen energi dengan cara membatasi konsumsi energi langsung dari setiap sektor.

Sebagai contoh, konsumsi energi di sektor bangunan di Kroasia mencapai 25% dari total pasokan energi primer atau sekitar 40% dari permintaan energi final di Kroasia.

Sektor bangunan ini menyumbang emisi CO2 antara 15-20% dari total emisi bergerak dan tidak bergerak Kroasia. Dengan mengetahui data-data ini, upaya guna membatasi konsumsi energi bisa dilakukan dengan maksimal.

Catatan Redaksi:

Artikel ini adalah hasil kerja sama antara Hijauku.com dan Program GreenUp dari Program Lingkungan PBB (UNEP) guna mensosialisasikan praktik ekonomi hijau – praktik ekonomi yang berkelanjutan dan ramah alam.

Redaksi Hijauku.com