Belgia, Prancis, Jerman, Irlandia, Italia, Luksemburg, Portugal, Spanyol, Swiss, dan Inggris semua mencatat rekor suhu terpanas tahun lalu. Musim panas di Eropa adalah musim yang terpanas sepanjang catatan sejarah. Suhu rata-rata tahunan Eropa di 2022 mencetak rekor tertinggi kedua dan keempat, dengan anomali sekitar 0,79 °C di atas rata-rata 1991–2020.

Hal ini terungkap dalam laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa. Negara-negara di benua Eropa mengalami panas ekstrem, kekeringan dan kebakaran hutan, gelombang panas laut, pencairan gletser yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Laporan “State of the Climate in Europe 2022” menunjukkan, kenaikan suhu di wilayah ini sekitar 2,3°C di atas suhu rata-rata pra-industri yang dipakai sebagai dasar Persetujuan Paris.

Perubahan iklim dan pemanasan global di wilayah ini berdampak luas pada struktur sosial-ekonomi dan ekosistem kawasan tersebut.

Dengan curah hujan di bawah rata-rata di sebagian besar wilayah pada tahun 2022, Prancis mengalami Januari hingga September terkering, dan Inggris mengalami Januari hingga Agustus terkering sejak 1976. Kondisi ini memiliki konsekuensi luas untuk pertanian dan produksi energi.

Cadangan air Spanyol menurun menjadi 41,9% dari total kapasitasnya pada 26 Juli, dengan kapasitas air yang lebih rendah di beberapa cekungan. Gletser di Eropa kehilangan sekitar 880 km3 es dari tahun 1997 hingga 2022.

Pegunungan Alpen terkena dampak terburuk. Ketebalan es rata-rata berkurang 34 meter. Pada tahun 2022, gletser di Pegunungan Alpen mengalami rekor kehilangan massa es baru dalam satu tahun, dipicu oleh hujan salju musim dingin yang rendah, musim panas yang sangat hangat, ditambah dengan endapan debu dari Sahara.

Mencairnya lapisan es di Greenland berkontribusi sekitar 14,9 mm terhadap kenaikan permukaan laut rata-rata global. Dan menurut penilaian ilmiah WMO, terus kehilangan massanya selama 2022.

Suhu permukaan laut rata-rata di Atlantik Utara adalah yang terpanas sepanjang catatan dan sebagian besar laut di kawasan itu dipengaruhi oleh gelombang panas laut yang kuat: suhu permukaan air laut di Mediterania timur, Baltik, Laut Hitam, dan Arktika selatan, tiga kali lipat lebih tinggi dibanding rata-rata global.

Panas ekstrem di Eropa ini juga menjadi salah satu pendorong utama peningkatan kematian yang terkait cuaca ekstrem. Database Kejadian Darurat (EM-DAT), bahaya meteorologi, hidrologi, dan terkait iklim di Eropa pada tahun 2022 menyebutkan terdapat 16.365 kematian yang dilaporkan. Sementara 156.000 orang terkena dampaknya secara langsung. Ancaman ini akan terus meningkat.

Namun setitik harapan muncul diantara beragam ancaman dan kerugian tersebut.  Eropa menghasilkan listrik dari energi terbarukan lebih banyak daripada gas alam tahun lalu. Tenaga angin dan matahari menghasilkan 22,3% listrik Uni Eropa pada tahun 2022, sementara gas alam menyumbang 20%. Untuk pertama kalinya, lebih banyak listrik dihasilkan oleh angin dan matahari daripada oleh gas alam di Uni Eropa.

Redaksi Hijauku.com