Nilai manfaat dari efisiensi sumber daya ini lebih besar dari nilai Produk Domestik Bruto Italia. Hal ini terungkap dalam hasil penelitian terbaru yang dirilis International Resource Panel, Kamis, 16 Maret 2017.

Jika tren “eksploitasi” sumber daya alam saat ini terus berlanjut, penggunaan sumber daya per kapita akan naik 71% pada pertengahan abad ini. Namun jika dunia melakukan aksi efisiensi, pemakaian sumber daya per kapita akan turun 30% pada 2050.

Populasi dunia diperkirakan akan bertambah 28%. Mereka akan menggunakan sumber daya 71% lebih banyak per kapita pada 2050. Tanpa aksi efisiensi, pemakaian metal, biomassa, mineral seperti pasir dan material lain akan meningkat dari 85 ke 186 miliar ton pada 2050.

Laporan yang berjudul “Resource Efficiency: Potential and Economic Implications”, dirilis bersamaan dengan pertemuan G20 yang berlangsung di Berlin hari ini. Laporan ini menyatakan, efisiensi sumber daya ini bisa menutup kebutuhan dana investasi untuk aksi perubahan iklim yang lebih ambisius.

Contoh riil: Inggris berhasil mendaur ulang tujuh juta ton sampah dalam periode 2005 hingga 2010. Aksi ini mengurangi 6 juta ton emisi CO2, menghemat 10 juta ton bahan mentah dan 10 juta ton (10 miliar liter) air.

Dampak lain, penjualan bisnis meningkat £176 juta (US$218,5 juta), mengurangi biaya bisnis £156 juta (US$194 juta) dan menciptakan 8.700 lapangan kerja.

Di seluruh dunia, penghematan material dan energi tidak hanya menutup biaya aksi mencegah kenaikan suhu bumi di atas 2 derajat Celsius, namun juga akan menambah dana US$2 triliun per tahun ke perekonomian global pada 2050. Pendekatan yang saling menguntungkan. Hemat sumber daya, hemat biaya.

Redaksi Hijauku.com