Terumbu karang akan menjadi ekosistem pertama yang hancur akibat aktivitas manusia.
Ekosistem kelautan penting ini menurut situs Arkive.org diprediksi akan musnah pada akhir abad ini.
Prediksi ini diambil dari buku yang baru saja diterbitkan berjudul “Our Dying Planet”. Menurut Professor Peter Sale, penulis buku ini, musnahnya terumbu karang ini akan menjadi “kerusakan ekosistem menyeluruh” pertama dalam sejarah ummat manusia.
Sale, yang memimpin tim Institute for Water, Environment and Health, United Nations University, menyatakan, kerusakan terumbu karang sebagian besar terjadi karena perubahan iklim dan meningkatnya keasaman samudera.
Aktifitas lain yang menyumbang kerusakan adalah eksploitasi sumber perikanan (overfishing), polusi dan pembangunan di sepanjang pantai. Semuanya membawa dampak kerusakan dahsyat kepada terumbu karang dunia.
“Aktifitas manusia telah menyebabkan sebagian besar organisme-organisme yang membangun terumbu karang musnah sementara sebagian yang lain menjadi semakin langka,” ujar Sale.
Pemakaian bahan bakar fossil yang menghasilkan emisi karbon dan menyebabkan perubahan iklim, menjadi penyebab utama semakin berkurangnya terumbu karang dunia.
Perubahan iklim membuat suhu permukaan air laut naik. Hal ini sangat berbahaya bagi spesies terumbu karang dan bisa menyebabkan “pemutihan terumbu karang” (coral bleaching).
Sementara itu naiknya tingkat keasaman samudera — yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah karbon dioksida yang diserap samudera dari atmosfer — juga menjadi ancaman, karena organisme-organisme karang menjadi semakin sulit untuk memperoleh mineral untuk membangun rumah mereka (skeletons).
Walaupun baru sekitar 20% dari terumbu karang yang musnah dalam beberapa dekade terakhir, para penulis buku “Our Dying Planet” secara hati-hati menyimpulkan bahwa terumbu karang kemungkinan bisa selamat dari dampak kerusakan dan aktivitas manusia.
“Walaupun terumbu karang adalah makhluk purba dan telah ada sejak ratusan juta tahun yang lalu, ada masa di mana terumbu karang tumbuh dan ada masa di mana terumbu karang hilang,” terang Mark Spalding, ilmuwan dari University of Cambridge dan organisasi lingkungan yang berbasis di Amerika Seikat, Nature Conservancy. “Ketika kondisi iklim cocok, mereka akan membangun struktur terumbu karang yang fantastis, namun saat kondisi iklim tidak sesuai mereka akan menunggu, mengungsi sebagai organisme yang tersembunyi.”
Redaksi Hijauku.com
[…] di bawah 450 PPM. Target pengurangan emisi saat ini dinilai masih sangat kurang untuk memastikan keselamatan terumbu karang dan mencegah dampak biologis lain dari peningkatan keasaman air […]