Takut mematikan mesin mobil saat berhenti adalah mitos yang salah. Anda bisa mematikan mesin mobil Anda kapan saja saat Anda menunggu.
Dalam situasi dimana mesin-mesin mobil sudah modern, ancaman pemanasan global dan harga BBM tinggi, mematikan mesin mobil saat menunggu adalah pilihan yang cerdas dan ramah lingkungan.
Menurut The Good Human, membiarkan mesin mobil menyala adalah pemborosan. Setiap menit mesin terus menyedot bahan bakar dan tidak memanfaatkannya menjadi daya gerak.
Lembaga Perlindungan Lingkungan Amerika (EPA, Environment Protection Agency) menyatakan, jika Anda menunggu lebih dari 15-30 detik, Anda bisa menghemat bahan bakar dan uang dengan mematikan mesin dan menyalakannya kembali saat Anda siap berkendara.
Banyak di antara kita yang masih membiarkan mesin menyala, duduk di dalam mobil sambil mendengarkan radio bahkan saat menunggu selama 10-15 menit! Prilaku seperti ini adalah pemborosan uang dan bahan bakar yang luar biasa!
Laporan Yahoo.com menyatakan “asap kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi kesehatan terutama bagi anak-anak; penelitian terus mengaitkan polusi udara dengan meningkatnya kasus penyakit kanker, jantung, asma dan alergi.”
Membiarkan mesin mobil menyala berefek negatif setara dengan perokok pasif di luar ruang, terutama jika mobil dibiarkan menyala di dekat trotoar dan pejalan kaki. Penelitian mengungkapkan, anak yang tinggal di dekat jalan raya yang sibuk memiliki kecerdasan lebih rendah.
Data dari The Hinkle Charitable Foundation menyatakan, rakyat AS membuang 14,38 juta liter BBM dan memroduksi 40.000 ton karbon dioksida setiap hari dengan membiarkan mesin mobil tetap menyala. Dalam satu tahun, mereka bisa membuang BBM sebanyak 5.3 miliar liter dan menghasilkan 13 juta ton karbon dioksida karena perilaku negatif tersebut.
Berikut adalah beberapa tips yang harus Anda ingat agar Anda tidak lagi membiarkan mesin Anda menyala saat menunggu:
1. Sering menyalakan mobil tidak akan merusak mesin.
2. Jika Anda ingin memanaskan mobil secara efektif saat cuaca dingin, cukup nyalakan mesin selama 30 detik agar pelumas bekerja dan Anda siap berangkat.
3. Membiarkan mesin menyala saat berhenti dalam waktu lama malah akan merusak mesin dan komponennya.
4. Data dari EPA menyatakan membiarkan mesin menyala saat berhenti selama lebih dari 10 detik lebih boros BBM dibanding jika Anda harus menghidupkan kembali mobil Anda.
5. Membiarkan mesin menyala mencemari udara bahkan saat mobil Anda tidak bergerak.
6. Menyalakan mesin mobil saat berhenti menghasilkan polusi 20 kali lebih banyak dibanding jika Anda berkendara dengan kecepatan 51 km/jam.
Harga BBM semakin mahal, minyak semakin menjadi komoditi langka, polusi kendaraan bermotor terus merusak bumi dan penghuninya. Membiarkan mesin menyala juga merusak mesin mobil kesayangan Anda.
Jadi ingat, matikan mesin setiap ada kesempatan, di lampu merah, di parkiran atau saat menjemput anak sekolah. Parkir mobil Anda saat ingin ke restoran, kedai kopi atau bank. Rasakan manfaatnya bagi dompet Anda dan lingkungan.
Redaksi Hijauku.com
Jika cuma berhenti 1-2 menit di lampu merah untuk mobil dengan bahan bakar minyak, mematikan mesin bisa jadi pemborosan. Karena saat starter dengan menginjak gas, jumlah bensin yang terbuang/terbakar lebih banyak lagi.
Tapi kalau berhenti 10 menit lebih, niscaya lebih irit yang mematikannya meski tidak praktis.
Yang nyaman sebetulnya Mobil Listrik atau Mobil Hibrida (bertenaga listrik+bensin). Energi hanya terbuang saat gas ditekan saja. Jika tidak ditekan, tak ada energi yang terbuang.
Selain itu mobil listrik bebas dari polusi. Sumber listriknya pun variatif. Selain dari BBM, bisa juga dari air, angin, dan matahari.
Terima kasih Akh Nizami, data di atas adalah hasil penelitian dari EPA, bahwa menyalakan mobil selama lebih dari 10 detik lebih boros dibanding ketika harus mematikan mobil dan menyalakannya kembali.
Tentu saja hasil penelitian ini juga tergantung dari jenis mobilnya. Mobil dengan mesin modern mungkin jauh lebih efisien dibanding mobil-mobil lama.
Mobil listrik memang sarana transportasi alternatif pilihan, di Indonesia kita baru kereta listrik yang bisa kita nikmati.
saya memiliki usaha di bidang transportasi. penggunaan BBM adalah cost terbesar. apakah ada info mengenai sustainable economic power supply bagi kendaraan yang tentu saja ramah lingkungan dan hemat bagi bisnis ? bagaimana dengan pohon jarak ?
Saat ini Pertamina sebagai distributor terbesar BBM di Indonesia, sudah menjual BB Biodiesel, namun komposisinya masih didominasi oleh bahan petrolium (95%) dan hanya 5% dari CPO. Tampaknya, masih butuh komitmen yang lebih kuat untuk menyediakan bahan bakar yang benar-benar ramah alam.
Perlu niatan kuat dari pemerintah yang berpihak pada rakyat kecil. Maksudnya ialah mengembangkan bahan bakar yang alami tetapi juga yang terjangkau harganya bagi rakyat kecil. Bukan hanya untuk bisnis semata.
Apa gunannya jika ada energi alternatif akan tetapi harganya selangit.
Go green but go cheap energy.