BRASIL, Senin 14 April 2025 — Delegasi aktivis energi terbarukan Indonesia bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Brasil, Edi Yusup, pada Sabtu lalu dalam rangka “Renew Our Power” –sebuah pertemuan lebih dari 200 pembaharu (changemakers) menjelang pembicaraan iklim PBB COP30 yang dijadwalkan pada November mendatang di Belém, Brasil. Selama kunjungan tersebut, delegasi Indonesia membagikan kisah sukses proyek energi terbarukan berbasis komunitas dan menekankan perlunya komitmen iklim yang lebih ambisius.

Suriadi Darmoko, Field Organizer 350.org Indonesia, menyoroti potensi besar energi terbarukan yang belum dimanfaatkan sepenuhnya di Indonesia, sekaligus tantangan akses energi yang masih ada. “Kita membutuhkan COP30 untuk memastikan transisi ke energi terbarukan yang cepat, terdanai penuh, dan adil–dengan melipatgandakan kapasitas energi terbarukan global pada 2030, mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil dan praktik eksploitatif, serta melindungi masyarakat melalui pendekatan berbasis hak dan inklusif,” ujarnya.

Darmoko juga menegaskan bahwa banyak wilayah di Indonesia masih belum mendapatkan akses listrik yang layak. “Dengan potensi energi terbarukan yang sangat besar, Indonesia harus menjadikan energi terbarukan sebagai pilihan utama. Saat ini, ketergantungan kita pada energi fosil yang kotor masih sangat tinggi, dengan energi terbarukan hanya menyumbang 14,1 persen dari bauran energi. Indonesia perlu memastikan komitmen G20 untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan tercermin dalam NDC (Nationally Determined Contribution) terbaru yang direncanakan akan diserahkan sebelum COP30. Pelibatan komunitas dalam pengembangan energi terbarukan dapat mempercepat pencapaian target ini.”

Kampanye RESolusi dari 350.org Indonesia mendorong pengembangan proyek energi terbarukan berbasis komunitas. Salah satu contohnya adalah instalasi panel surya di SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu yang didanai dari donasi publik. Berkat kontribusi dari 400 pendonor, sekolah tersebut berhasil mengumpulkan dana sebesar 80 juta rupiah untuk memasang panel surya yang kini menyuplai listrik untuk laboratorium komputer dan sistem keamanan sekolah.

“Model ini dapat direplikasi di lebih dari 1.400 sekolah Muhammadiyah di seluruh Indonesia, yang akan memberikan kontribusi besar terhadap transisi energi dan aksi iklim kita,” kata Sutanpri dari SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu. “Kami sedang menuju masa depan di mana seluruh proses belajar mengandalkan energi terbarukan, bukan bahan bakar fosil.”

Duta Besar Yusup menegaskan bahwa, “listrik adalah pintu gerbang pembangunan ekonomi masyarakat,” dan mencontohkan transformasi ekonomi Korea Selatan sejak tahun 1970-an yang didukung oleh akses listrik yang luas dan terjangkau. Beliau mendorong generasi muda Indonesia untuk terus mengembangkan inisiatif energi terbarukan, serta menyarankan agar Indonesia bisa saling berbagi pembelajaran dengan Brasil dalam penerapan model energi terbarukan yang berhasil.

Menjelang COP30, 350.org Indonesia juga menyerukan hal-hal berikut:

Indonesia perlu menetapkan target penurunan emisi tahun 2035 yang ambisius dan memperkuat target tahun 2030 agar sejalan dengan tujuan net zero tahun 2060—atau lebih cepat.

Indonesia harus menyelaraskan komitmen energi nasional dalam NDC terbaru dan Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif JETP (Just Energy Transition Partnership), dengan memastikan pelipatgandaan energi terbarukan dan rencana penghapusan energi fosil yang lebih cepat dan terperinci.

Pemimpin masyarakat adat dan komunitas lokal harus memegang kekuatan, suara, dan keterlibatan yang setara dengan para pemimpin dunia di COP30 untuk memastikan tata kelola iklim yang adil, inklusif, dan efektif.

“Sebagai pemimpin kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi teladan. Kami berharap Indonesia dapat merespons secara positif seruan Presiden Brasil Lula untuk aksi iklim yang ambisius di negara-negara BRICS, dengan komitmen yang jelas terhadap pelipatgandaan energi terbarukan dan penghapusan energi fosil yang adil dan setara,” tambah Darmoko.

Renew Our Power adalah inisiatif global yang mempertemukan para aktivis energi terbarukan berbasis komunitas dari negara-negara Global South. Tak lama sebelum pertemuan ini, para pemimpin adat menyerahkan surat dari masyarakat sipil kepada Presiden COP30 André Corrêa do Lago, menekankan tuntutan untuk mengakhiri era bahan bakar fosil dan mewujudkan transisi energi yang adil.

Kontak Media:
Ilang-Ilang Quijano, 350.org Asia Communications Manager
📧 ilang.quijano@350.org
📱 +63 917 581 0934