“Kita harus tetap fokus, dengan upaya yang maksimal, terus menerus, guna mencapai hasil yang positif untuk seluruh umat manusia. Tidak ada yang akan jadi pemenang atau pecundang. Kita semua yang akan menjadi pemenang atau pecundang. Satu negara atau satu kelompok negara saja tidak bisa membuat perubahan. Semua harus bersinergi untuk mengatasi perubahan iklim,”
Kalimat di atas disampaikan oleh Christiana Figueres, Sekretaris Eksekutif dari UN Framework Convention on Climate Change (UNFCC) dalam pembukaan COP 19/CMP9, Senin (11/11). Christiana menyatakan dunia tidak boleh membuang peluang di Warsawa untuk menciptakan perubahan. “Win the Warsaw opportunity,” tuturnya kepada seluruh delegasi.
Christiana kembali mengingatkan apa yang terjadi di Filipina yang harus menanggung derita akibat cuaca ekstrem. Ribuan nyawa melayang akibat topan yang dikategorikan sebagai salah satu topan paling dahsyat tahun ini.
Konferensi Perubahan Iklim akan berlangsung di Warsawa, Polandia dari tanggal 11 hingga 22 November dan dihadiri oleh delegasi pemerintah, perusahaan, organisasi lingkungan, lembaga penelitian dan media. Lebih dari 100 kepala negara dan pemerintahan bersama dengan pejabat setingkat menteri dijadwalkan menghadiri acara ini.
UNFCCC adalah lembaga penyusun Protokol Kyoto pada 1997. Protokol Kyoto telah diratifikasi oleh 192 negara. Dalam periode komitmen yang pertama, sebanyak 37 negara termasuk negara maju dan negara yang tengah mengalami transisi ke negara industri, memiliki komitmen pengurangan emisi yang berkekuatan hukum (legally binding commitment).
Dalam konferensi perubahan iklim ke-18 di Doha tahun lalu, negara peserta telah dilakukan amandemen terhadap Protokol Kyoto sehingga tercipta periode komitmen yang kedua. Kedua periode komitmen ini bertujuan untuk menyetabilkan konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer agar tidak memicu perubahan iklim pada level yang berbahaya bagi umat manusia.
Redaksi Hijauku.com
Leave A Comment