Para pemburu, petani dan pekebun tradisional memiliki tekanan darah yang lebih stabil dibanding mereka yang sudah tersentuh modernisasi.

Hal ini terungkap dari dua hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association), “Hypertension” sebagaimana dikutip dalam siaran pers AJA kemarin (21/5).

Tekanan darah tinggi dan penyempitan pembuluh darah (atherosclerosis) – penyakit di mana arteri mengeras dan dipenuhi dengan lemak — meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Penyakit ini diderita oleh masyarakat di banyak negara termasuk di Amerika Serikat dan negara-negara lain. Penyakit ini meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, gagal ginjal bahkan kematian.

Peningkatan tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia ini sudah diteliti di hampir semua populasi. Namun yang menarik, di komunitas penduduk yang mengonsumsi makanan alami, risiko peningkatan tekanan darah tinggi seiring dengan bertambahnya usia ini tidak terjadi.

Para ilmuwan meneliti 82 desa di wilayah Tsimane, Bolivia, dengan responden 2.296 penduduk asli usia dewasa. Sehari-hari, penduduk di wilayah ini memenuhi kebutuhan mereka dengan bertani, berkebun dan berburu ikan.

Menurut Michael Gurven, Profesor dari Universitas California-Santa Barbara yang memimpin penelitian ini, gaya hidup masyarakat Tsimane masih sama dengan nenek moyang mereka. Mereka sangat aktif, memiliki banyak keturunan dan menjaga pola makan dengan bahan makanan tradisional.

Dari penelitian tersebut terungkap, hanya 3% penduduk asli usia dewasa di Tsimane yang menderita penyakit tekanan darah tinggi. Bandingkan dengan komunitas modern seperti Amerika Serikat, yang 33,5% penduduk usia dewasanya menderita tekanan darah tinggi.

Di seluruh dunia, sebanyak 52 kelompok masyarakat yang diteliti memiliki tekanan darah 2-8 kali lebih tinggi dari masyarakat Tsimane. Tekanan darah warga AS 2-4 kali lebih tinggi dibanding masyarakat Tsimane.

Menurut Gurven, masyarakat yang telah tersentuh modernisasi cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang belum atau tidak tersentuh modernisasi.

Tingkat modernisasi diukur dari kedekatan desa dengan wilayah perkotaan, kebiasaan merokok, penguasaan bahasa dan tingkat pendidikan.

Peneliti lain, Daniel Lemogoum, menyatakan, dengan mengamati gaya hidup yang berbeda-beda dari masyarakat dunia, kita bisa memahami cara menjaga tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia.

Gaya hidup komunitas yang mengandalkan sumber makanan mereka dari alam menjadi penyebab rendahnya risiko kenaikan tekanan darah ini. Gaya hidup tersebut meliputi: banyak melakukan aktivitas fisik, jarang stres dan mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, makanan yang mengandung banyak potasium, makanan rendah kalori, rendah garam dan alkohol.

Redaksi Hijauku.com