Dunia akan memangkas penggunaan HCFC, bahan perusak ozon yang hingga kini masih banyak digunakan di Asia.

Negara-negara di wilayah Asia Pasifik adalah negara yang paling bertanggung jawab atas polusi yang merusak ozon ini.

Produsen dan pengguna HCFCs (Hydrochlorofluorocarbons) di wilayah ini adalah yang terbesar di dunia. Wilayah ini memroduksi 85% HCFC dan mengonsumsi 74% diantaranya pada tahun 2010.

Di antara negara-negara Asia, China adalah produsen, konsumen dan pemasok HCFC terbesar, seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri alat-alat pendingin di negara tersebut.

Kabar baiknya, China adalah salah satu negara yang telah meratifikasi Protokol Montreal. Berdasarkan kesepakatan pada 2007, China harus memangkas penggunanan HCFC mulai tahun depan (1 Januari 2013). Dua tahun berikutnya (pada 1 Januari 2015), negara ini harus mampu mengurangi penggunaan HCFC sebesar 10%.

Hal inilah yang mendorong para pelaku industri dan pejabat senior pemerintahan dari China, Jepang dan Amerika Serikat berkumpul dalam “Ozone2Climate Industry Roundtable” di Beijing minggu lalu (12/4).

Mereka, bersama dengan para ahli teknologi pendinginan (refrigeration and air-conditioning, RAC), membahas bahan kimia dan teknologi alternatif yang bisa dipakai untuk menggantikan HCFC.

Acara ini diselenggarakan oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNEP) melalui Program OzonAction bekerja sama dengan Asosiasi Industri Pendingin dan Alat Pendingin Udara China (CRAA).

Pada Juli tahun lalu, Komite Eksekutif Dana Multilateral bagi Implementasi Protokol Montreal menyetujui dana hibah sebesar US$265 juta guna mendukung program penghapusan HCFC tahap pertama di China yang, dengan bantuan dari UNEP, menargetkan pengurangan konsumsi HCFC sebesar 3.320 ton pada 2015 atau 17% dari total penggunaan HCFC di negara Tirai Bambu tersebut.

Semoga langkah China memangkas bahan perusak ozon berhasil sehingga dunia akan tetap terlindungi dari radiasi sinar ultraviolet matahari yang berbahaya bagi kesehatan dan menyumbang terciptanya pemanasan global.

Redaksi Hijauku.com