Kaimana, 12 Oktober 2017 – Sejak dimulai dengan kajian stok karbon di Teluk Arguni pada tahun 2014, Inisiatif Blue Carbon yang dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Daerah Kaimana, Kementerian Kelautan dan Perikanan, CIFOR, dan Conservation International (CI) Indonesia juga menyentuh aspek pengembangan ekonomi masyarakat setempat, khususnya pengembangan perikanan yang berbasis mangrove sebagai ekosistem yang kaya kandungan karbon.

Sehubungan dengan kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Kaimana, CI Indonesia, dan Kemenko Bidang Kemaritiman melakukan pertemuan khusus untuk membahas perkembangan proyek blue carbon di Kaimana, rencana yang akan datang, serta hal-hal yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat. Pertemuan itu dilaksanakan pada 10 Oktober 2017, dilanjutkan dengan kunjungan ke hutan mangrove di Arguni pada esok harinya.

Ekosistem mangrove, sebagai salah satu dari tiga ekosistem blue carbon (rawa pasang surut, padang lamun, dan mangrove), tak hanya berpotensi menyerap karbon namun juga merupakan habitat sejumlah ikan dan kepiting bakau yang memiliki nilai ekonomi tinggi. “Oleh sebab itu, program blue carbon yang dilaksanakan CI Indonesia juga menyertakan komponen ini sebagai sebuah kesatuan program: pelestarian mangrove, penguatan tata kelola dan kebijakan blue carbon, dan pengembangan ekonomi masyarakat,” ujar Alberth Nebore, Senior Manager CI Indonesia.

Dukungan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Kaimana terhadap inisiatif blue carbon ini sangat tinggi. Pada kunjungannya ke Arguni, Bupati Kaimana Drs. Mathias Mairuma membuka kegiatan sosialisasi pendirian koperasi atau Unit Usaha Masyarakat yang dilaksanakan CI Indonesia dan Dinas Perindustrian dan Koperasi (Perindakop) Kabupaten Kaimana. Kegiatan tersebut bertujuan memberi penjelasan dasar-dasar perkoperasian kepada masyarakat nelayan kepiting bakau dan menjajaki kemungkinan pembentukan koperasi di Teluk Arguni.

Kegiatan diskusi ini dihadiri oleh berbagi pihak termasuk Dinas Perindakop, Perikanan, pemerintah kampung, tokoh agama, tokoh adat, perwakilan kelompok nelayan dari lima kampung di Teluk Arguni, serta sejumlah kelompok masyarakat. Turut hadir juga Kepala Bidang Pengelolaan Kebencanaan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ir. Sitti Nissa Mardiyah, M.E.M. Setelah sejumlah paparan terkait koperasi dari beberapa pihak, kegiatan ini mendiskusikan situasi terkini dan strategi pemberdayaan budidaya kepiting bakau ke depan; untuk membangun komitmen bersama dalam memperkuat perekonomian masyarakat yang ramah lingkungan.

Dalam pertemuan ini, Bupati memberikan pandangan terkait persiapan unit usaha kelola kepiting bakau Teluk Arguni. Menurutnya ada beberapa bentuk unit usaha ekonomi kampung yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat. Ia menyampaikan bahwa Kaimana memiliki potensi bakau yang dapat menjadi sumber penerimaan negara serta bermanfaat untuk kabupaten. “Kami sangat mengapresiasi dukungan nyata pengembangan budidaya kepiting bakau ini bagi masyarakat Teluk Arguni. Kepiting bakau merupakan bentuk manfaat ekonomi dari pelestarian mangrove yang nyata dirasakan masyarakat dan tentu diperlukan penguatan unit kelola usaha kepiting bakau.”

CI Indonesia telah memetakan pelaku usaha Kepiting Bakau di Arguni secara khusus dan Kaimana secara umum. Tujuannya untuk mengembangkan perekonomian masyarakat yang berbasis sumber daya ekosistem blue carbon. Koperasi dipilih sebagai salah satu alternatif untuk pengembangan rantai nilai yang lebih berdampak bagi masyarakat lokal, dan lewat cara itu, masyarakat diharapkan tetap menjaga dan melindungi ekosistem blue carbon yang ada.

–##–

Tentang Conservation International (CI). Berlandaskan pada ilmu pengetahuan, kemitraan dan pengalaman, CI memberdayakan masyarakat untuk menjaga alam, keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan manusia. CI didirikan pada 1987, dan bekerja di Indonesia sejak tahun 1991 bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Pemerintah Daerah setempat untuk mendukung masyarakat madani yang sejahtera melalui upaya perlindungan alam, dukungan sistem produksi yang berkelanjutan, dan dukungan tata kelola yang efektif. CI berkantor pusat di Washington DC, dengan 900 staf yang bekerja di 30 negara pada empat benua, serta bekerja dengan lebih dari 1.000 mitra di seluruh dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.conservation.org.

Kontak Media:
Ping Machmud
Kaimana Communication & Outreach Coordinator, CI Indonesia
pmachmud@conservation.org