Plastic waste - Noel Bauza - PixabaySampah mencemari 800 spesies binatang laut, menimbulkan kerugian hingga jutaan dolar. Hal ini terungkap dari laporan berjudul “Marine Debris” yang diluncurkan pada 5 Desember 2016. Laporan ini menyebutkan, jumlah spesies yang tercemar sampah di lautan bertambah dari 663 menjadi 817 spesies dalam empat tahun terakhir (sejak 2012).

Tiga perempat (75%) sampah di lautan adalah sampah plastik yang merugikan lingkungan dan kesehatan. Jenis terbanyak adalah pembungkus makanan, tutup botol, sedotan, kantong kresek, botol minuman dan puntung rokok. Sampah-sampah ini – walau memerlukan waktu yang lama – bisa terurai menjadi plastik mikro yang akan meracuni bermacam organisme laut.

Selain menjerat hewan-hewan laut, sampah plastik mikro juga bisa masuk ke saluran pencernaan mereka. Sampah plastik mikro adalah sampah plastik yang diameternya kurang dari lima milimeter. Ikan, reptil, burung dan mamalia laut adalah binatang yang banyak mengonsumsi sampah-sampah ini. Sebanyak 40% mamalia laut dan 44% spesies burung laut telah mengonsumsi sampah-sampah ini.

Plastik adalah barang yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dunia menggunakan 8% minyak yang diproduksi untuk membuat barang-barang plastik. Plastik sangat sulit terurai, seringkali hanya dipakai satu kali dan banyak dibuang sembarangan.

Jumlah produksi plastik terus meningkat setiap tahun dalam 60 tahun terakhir. Pada 1950-an produksi plastik mencapai 1,5 juta ton. Jumlah produksi plastik melonjak menjadi 288 juta ton pada 2012. Dua pertiga barang plastik diproduksi di Asia Timur, Eropa dan Amerika Utara. Perkiraan global sampah plastik terbaru menunjukkan, 192 negara maritim menghasilkan 275 juta ton sampah plastik pada 2010. Dari angka tersebut sebanyak 4,8 hingga 12,7 juta ton (1,8 – 4,6%) masuk mencemari lautan.

Akibatnya, sampah plastik menimbulkan kerugian bagi industri pariwisata, perikanan dan perkapalan dengan nilai mencapai US$13 miliar. Kerugian ini berasal dari biaya perbaikan kapal, pembersihan pantai dan pengurangan sampah. Masyarakat juga merasakan dampak kesehatan dari sampah-sampah ini dalam jangka pendek dan jangka panjang sehingga mengurangi kualitas hidup mereka.

Solusi tersedia. Laporan ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat terkait cara mengurangi sampah plastik. Rekomendasi tersebut adalah: dengan mengurangi penggunaan kemasan berbahan plastik; membebankan biaya penggunaan barang plastik sekali pakai seperti kantong kresek; melarang pemakaian kantong plastik dan mikroplastik dalam produk-produk kosmetik dan rumah tangga serta menciptakan material baru yang lebih ramah lingkungan dan bisa terurai di alam.

Pemerintah juga diminta untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat agar memakai ulang dan mendaur ulang sampah termasuk melakukan edukasi bahaya sampah di lautan.

Redaksi Hijauku.com